22 Des 2012

Teruntuk Ibunda

Terang telah menjadi petang
Seiring datangnya kumandang adzan
Dirimu berbalur wewangian
Cantik terbungkus rukuh yang kaukenakan
Siap menghadap Yang Maha Kuasa

Beralaskan sajadah
Kau tunduk dan pasrah
Menjadi imam bagi kami
Saat ayah ke masjid sendiri

Tak pernah kausebut lelah
Walau seharian tak pernah di rumah
Engkau yang selalu bekerja
Berangkat pagi pulang senja
Bagimu inilah amanah

Pernah sekali aku mengeluh
Karena tak pernah kucicipi masakanmu
Dan tak kutemukan hadirmu di kala jenuh
Tak kurasakan engkau hadir sebagai seorang ibu

Meski begitu aku selalu tersenyum
Saat kau menelpon di sela waktu istirahatmu
Saat kau dan ayah menjejak di depan pintu
Berlomba dengan ayah
Memberikan buah tangan untuk kami

Engkau memang ibu yang langka
Bukan seperti ibu lainnya
Namun engkau selalu setia
Tak pernah lupa pada kami semua

Satu kata yang mungkin belum pernah kuucap padamu
"Terimakasih Ibu"
Kini keluhku sudah terganti
digantikan oleh kekaguman yang kusadari kini
Ketika ku beranjak dewasa
Ketika ku mulai berpijak di kakiku sendiri
Semua usahamu, waktu yang kaukorbankan
Semua untuk kami, hanya kami
Karena kau sayang kami dan ingin kami tuk mandiri

Ibu, maafkan aku sering menzholimimu
dan tak pernah membuatmu bangga

Memilikiku, seakan hadiah terindah bagimu
Kau pertaruhkan nyawamu
Kau cukupkan semua kebutuhanku
Kau sempurnakan semua keinginanku semampumu
Kau menyayangiku, tak pernah luput mendoakanku
Meski ku tak bisa membalasnya
Tak pernah bisa menjadi seorang anak yang sempurna
Kau tetap tersenyum bangga

Ibu, inilah kutuliskan
Kisah kau dan aku
Tentang dirimu di mataku
Yang tak pernah kau tahu

Biarlah ini menjadi rahasia antara aku dan Allah
Seperti doamu padaNya tentangku
Doa yang telah mengantarku hingga detik ini

Satu kalimat terakhir tuk menutup airmata bahagia ini,

"Terimakasih ya Allah, Ibuku adalah malaikat terindah yang Kau anugerahkan bagiku. Bahagiakan ia, lebih daripada ia membahagiakanku. Karena kutahu, tak ada yang dapat membalas kebaikannya padaku, kecuali Engkau. Aku bersyukur telah terlahir dari rahimnya yang mulia. Terimakasih ya Allah, satu pinta terakhirku, berikan surga Firdaus untuknya. Amin."


Allahumma Shoyyiban Naafi'an, bersama gerimis dan malaikat yang menjaganya,
semoga doa ini sampai ke telingaMu ya Rabbi

 -Pogung Baru, 22 Des 2012
Ria R Ramadan

21 Des 2012

If Only

If only you were here beside me i won't get so lost in my mind
If only you were there to warn me, i won't get them spit my face out

If only you are here now, i'm begging you please be here
And comfort me, and tell me it's gonna be okay

If only
if only
only

you're the only one i need

now

18 Des 2012

Hidup Itu Pilihan


Hidup itu sederhana. Sesederhana kita menghirup oksigen dan menghembuskan karbondioksida. Sesederhana menikmati tubuh yang sehat dan tersenyum untuk mensyukurinya.

Hidup juga terdiri dari pilihan-pilihan yang sederhana. Sesederhana kita benar-benar bangkit saat pertama membuka mata, atau sekedar berkedip lalu menarik selimut kembali. Sesederhana kita memilih mau makan apa, ketika kita berada di kafetaria. Sesederhana mensyukuri kesehatan kita, atau cemburu oleh kecantikan orang lain yang belum tentu alami.

Hidup itu sederhana. Kita sudah diberi suatu tawaran, hanya tinggal memilih, kemudian menikmati akibatnya. Sesederhana tawaran mengesahkan KRS, apakah di waktu yang tepat, atau menundanya sambil terus menabung alasan. Sesederhana apakah kita dapat menjumpai sang dosen di waktu dan kondisi yang menyenangkan, atau mendapatkan “kejutan” tak terduga.

Bahkan sering kita lupa, jawaban terbaik pun dapat kita diskusikan dan kita minta. Kepada siapa? Tentu kepada Sang Pemberi Kehidupan. Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. Kembali lagi, hidup itu sederhana. Sesederhana kita mau berdoa dan meminta, atau menghindar dan menyakiti-Nya.

Ketika kita diberi kehidupan saja, sudah merupakan anugerah yang luar biasa. Walaupun kelihatannya sederhana, tapi terdiri dari suatu yang juga kompleks. Betapa jika kita tidak bernapas sehari saja, bisa menimbulkan keributan luar biasa.

Syukur itu sederhana. Sesederhana sebuah senyuman dan doa setiap hari. Senyuman hangat lagi indah. Syukur itu sederhana lagi indah.

Seindah senyuman bapak dosen sore ini. Hehehe..

30 Okt 2012

once more, I'm fallin' in Love with........... Indonesia.

Pantaslah banyak yang cemburu dengan kita, yg tinggal di negeri surgawi. Lautannya luas berpesisir indah. Buah warna-warni bergelantung menggoda lidah. Rempahnya melimpah, khasanah budayanya pun tak hanya sejarah. 
Belanda menjajah karena rempah. Malaysia mengklaim karena keanekaragaman budaya. Bersyukurlah, namun jangan pernah mengambilnya lebih dari yang kau perlu. Jaga negeri, agar tetap cantik, segar dan berseri. Selamat siang, Indonesiaku! :)

17 Okt 2012

Kerajaan yang Tak Ternilai

Keluarga bagaikan sebuah kerajaan.
Ayah sebagai raja, ibu permaisurinya.
dan anak-anak sebagai pangeran dan putrinya.

Di keluargaku, raja dan permaisuri hidup rukun dan bahagia.
Belum pernah ada pertengkaran serius antara keduanya.
Pembicaraan serius pun dilakukan di belakang kami, putri-putrinya.

Raja di kerajaanku tidak terlalu banyak mengambil posisi.
Beliau adalah sang pemberi kebahagiaan, layaknya Sinterklas.
Makanya aku selalu heran kalau mendengar cerita temanku yang dikurung ayahnya.
Ayah sangat sayang kami bertiga. Beliau juga yang paling tampan.

Permaisuri yang bertugas layaknya perdana menteri sekaligus penasehat.
Beliau mengatur semua urusan rumah tangga, dan berjalan sangat baik.
Dulu aku sempat mengeluh tatkala beliau terlalu sering bekerja.
Ya, beliau pun seorang wanita karir yang mandiri.
Kini aku mengakui kekagumanku padanya.
Tak ada yang bisa menandingi kebijaksanaan beliau.

Putri kecil selalu meminta perhatianku. Lebih-lebih kini.
Ia sering bertutur tentang kesehariannya padaku.
Termasuk kisah barunya tentang sang pangeran yang mengoyak hati.
Sabar ya sayang, ku selalu di sini.

Aku sering membayangkan apa jadinya.
Bila kerajaan lain telah mempersunting kami berdua.
Lalu raja dan ratu hanya hidup berdua.
Hilanglah cericit putri kecilnya.
Hilanglah tawa besar putri sulungnya.

Bahkan kini, kerajaan itu saja sudah sepi.
Sekian tahun lamanya aku tidak bermukim di sana.
Hanya singgah, untuk kemudian pergi kembali.

Satu yang pasti, kemanapun kami pergi, kerajaan inilah yang pasti membuka gerbangnya saat kami kembali. Dan kami, adalah representasi dari pusaka kerajaan ini.

RRR-WedNite 2012

15 Okt 2012

untitled

tiap kali lembar ini terbuka, ketika ku hanya ingin melepas penat, semua ide kabur begitu saja. Apa yang kudapat, laksana hanya tercatat di permukaan, kemudian mengalir lenyap. Apa, apa esensinya? Apa,apa yang bisa melukiskan saat ini di dalam diri.

Kepalaku melayang, sepertinya angin begitu keras menggoyang. Lambungku pun tergerus, berputar, memeras kekosongan yang suci. kekosongan menuju satu impi. mengambil hatiNya, menuju surgaNya. Impian yang saat ini kumulai lagi. Aku terlahir lagi.

Ingin kubuang segala kenistaan, kuganti dengan pupuk kebaikan. Aku ingin nekad, tak lagi minta pada orangtua. Aku hanya ingin kasihMu, keajaiban yang selalu kurindu. Ingin kubuktikan bahwa diriku sanggup, diriku mampu untuk datang ke pelukanMu.

Ya Rabb, ini aku. Sambutlah aku dengan janjiMu. Janji bahwa selangkah ku datang padaMu, Kau akan seribu langkah mendekat padaku.

29 Sep 2012

Cericit Sore

Kuawali dengan kata maaf untuk sore yang begitu menyegarkan ini. Supaya para pembaca pun memaafkanku dengan hati yang lapang, kalau aku pernah melakukan/memposting hal kurang menyenangkan di blogku.

Tujuanku ngeblog sore ini ada dua. Pertama, bercerita tentang perjalanan survey tadi. Biasa, laporan blusuk-memblusuk kayak kemarin. Dan harusnya double chapter, soalnya saya sempet lupa mencatatnya untuk episode yang lalu. Tapi, sepertinya laporan itu bakal saya tulis di postingan berbeda.

Kalau begitu langsung saja yang kedua ya. Sebenarnya yang kedua nih adalah hasil blusukan pemikiranku yang suka menjalar-jalar kayak ular naga. Hehe. Dan sebenarnya adalah disebabkan oleh hal kurang menyenangkan yang kualami beberapa hari ini.

Aku menyimpulkannya sebagai "cinta itu sederhana". Banyak hal yang tidak kita mengerti yang sering terjadi dalam hidup kita. Dalam diriku, fenomena atheis jadi salah satunya. Anda bisa out dari blog saya jika kurang berkenan. Saya sedikit tergelitik akibat tulisan teman saya disini

Atheis, kehidupan tanpa Tuhan. Kehidupan tanpa percaya bahwa ada suatu dzat yang sudah berjasa tak terhingga dalam kehidupan. Dulu saya menganggapnya biasa karena saya tak ingin terjerumus. Tapi kini, jika saya mendengar seseorang tidak percaya lagi dengan keberadaan Tuhan, saya jadi sedih dan takut.

Untuk membayangkan saja sudah ngeri, apalagi menjalaninya. Bahwa ketika kita terlahir ke dunia, kita hanya terlahir begitu saja. Tanpa tujuan dan pesan apa-apa. Lalu buat apa kita hidup? Buat apa kita kenal ayah-ibu, kenal alam sekitar, buat apa kita mencari uang, buat apa kita bertahan hidup? Hiii..

Padahal jika diulur dari awal sebelum kita lahir saja, ada suatu keajaiban yang telah digariskan. Dari sekian juta sel sperma ayah kita, hanya satu yang berhasil menembuas dinding sel telur di rahim ibu kita yang mulia, yang akhirnya menjadi kita. Dari situ, muncul keajaiban lagi. Sel-sel itu membelah menjadi bagian tubuh kita, hingga akhirnya tubuh itu terbentuk sempurna. Kemudian ditiupkan jiwa kita ke dalamnya. Sampai akhirnya kita terlahir ke dunia. Kelahiran kitalah yang membawa kabar gembira bagi dunia. Mustahil jika itu hanya sebuah kebetulan. Pastilah ada yang telah merencanakan. Dari situ kita mengenal Tuhan.

Ketika kita lahir, kelahiran kita bagaikan angin surga bagi orang tua. Tak ada orang tua yang tak gembira melihat kelahiran buah hatinya, se-tak sempurna apapun keadaan bayi itu. Bahkan jika kelahiran kita hanya sebentar.

Maaf, karena sekali lagi ini catatan acak, saya teringat lagu yang pernah saya buat. Kira-kira begini isinya,
"Dunia takkan pernah sama, jika kau dan aku tiada. Dunia takkan pernah sama, jika kau dan aku tak bersua."

Isi lagu itu kurang lebih sama dengan lagu ciptaan Dewi Lestari yang menjadi OST film Perahu Kertas yang isinya kurang lebih seperti ini, "Kubahagia, kau telah terlahir di dunia, dan kau ada di antara milyaran manusia."

Ya, penciptaan kita pastilah suatu kabar gembira bagi dunia. Bahwa kita ada, sudah cukup untuk membawa pengaruh sekecil apapun di dunia ini. Baik atau buruk, itu ada di tangan kita. Yang pasti semua kehidupan kita sebenarnya sudah didikte oleh Sang Pembuat Skenario. Sudah ada petanya. Tapi kita juga diberi pilihan, mau alur cerita seperti apa. Siapakah dibalik itu? Pastilah Dzat yang Maha Berkuasa di dunia. Dialah yang disebut Tuhan.

Cinta itu sederhana, sesederhana Tuhan menciptakan kita ke dunia. Maka cinta yang sederhana itu, harus kita balas dengan hal yang sama. Yaitu mencintaiNya. Dengan cara apa? Berterimakasihlah padaNya melalui ibadah-ibadah yang telah diajarkan melalui wakil-wakilNya.

Dalam agama saya, Islam, ibadah itu sederhana. Yaitu menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Salah satu perintahNya adalah solat 5 waktu. Masih banyak muslim yang sering meninggalkan solat. Berbagai alasan dibuat, ada kerjaan lain lah, males lah, kebanyakan lah. Dulu pun saya sering begitu. Tapi begitu sadar bahwa, semalas dan secuek apapun saya terhadap Allah, Allah masih dengan kasih sayangNya yang tak terhingga memberikan saya nafas, membangunkan saya di kemudian hari. Dan saya hanya harus membalas kasih sayang itu, minimal dengan 5 kali solat. Se-ringan itu.

Itulah cinta yang sesungguhnya. Cinta Tuhan terhadap kita. Yang tetap mencintai kita sebebal apapun kita terhadapNya. Makanya saya menganggap kalau atheis itu orang paling tak tahu diri dan tak tahu terimakasih.

Sejujurnya alasan saya semangat menuliskan ini juga karena saya habis sakit hati. Saya punya kekasih yang seringkali tanpa sengaja menyakiti saya. Hanya dengan kata-kata. Ya, mungkin saya terlalu sensitif sehingga hanya dengan kata-kata atau perilaku dicuekin, saya jadi kesal bukan main. Di situlah saya bercermin, ada cinta yang takkan pernah menyakiti. Cinta yang bahkan membuat kita hidup setiap hari, setiap detik. Walaupun disakiti terang-terangan, tetap mencintai kita tanpa pamrih. Gak senyebelin pacar saya, apalagi sesensitif saya.

Lihat saja hari ini. Saya habis 2 hari kurang tidur dan kerja terus, plus hari ini survey dan nyaris dehidrasi. Saya curhat ke kekasih saya itu, bahwa hari ini saya lelah sekali sampai nyaris pingsan. Lalu dia bilang begini, "Bukannya kamu membonceng? Harusnya lebih capek yang boncengin kamu dong. Apalagi badan kamu besar." Hati saya panas. Niatnya mau curhat supaya lelah itu membaik, justru kebalikannya. Saya tambah sebal.

Lain sekali dengan takdir Allah hari ini. Dia mengerti saya lelah dan memberi tanda dengan lemasnya saya, dehidrasi saya. Lalu ketika saya menolak sebuah agenda dan lebih memilih istirahat, Dia memberikan saya ekstra waktu istirahat dengan cara membatalkan agenda saya yang rencananya setelah ashar hingga maghrib. Dia mengerti, bahwa saya berusaha merawat pemberianNya. Merawat tubuh saya dan Dia menggantikannya dengan tambahan waktu istirahat. Tuh kan, cinta itu sederhana? Sesederhana saling pengertian antara kedua pihak.

:')

Terimakasih ya Allah, Kau telah memberiku kesempatan hari demi hari tuk jalani kehidupan. Menjalani skenarioMu yang indah pada waktunya. Terimakasih untuk keajaiban dan rasa pengertianMu yang agung. Kaulah cinta sejati. :')

Sekian saja cericit sore hari ini, makasih juga buat pembaca yang sudah tahan membaca hingga baris ini. Semoga Tuhan memberikan kalian anugrah sesuai apa yang kalian butuhkan.

:D

Rimie pamit, mau solat Maghrib :D

25 Sep 2012

Skenario Tuhan

Tuhan, aku kembali
Kembali menggantungkan harapanku pada keputusanMu
pada Engkau Yang Mahaberkehendak

Siapalah aku
tega memberinya kepastian
tanpa ada restuMu disana

Siapalah aku
sok berhak menentukan pilihan
tanpa tahu skenario apa yang Kau berikan

Engkaulah pemilik kami
Seluruh jiwa, raga dan nurani
Engkaulah satu
Yang dapat membolak-balik hati

Ketika kau berfatwa, "Jadilah"
Maka terjadilah
Tak ada yang bisa mencegah

Begitu pula tentang jalan hidupku
Tentang skenario yang tak pernah kutahu

Engkaulah penulis yang Mahaagung
Penulis yang dapat melukiskan kisah sempurna
Se-tak sempurna apapun diri kami

Penulis yang bahkan dapat menegur tiap tokohNya
Melalui adegan singkat nan mudah diingat
Penulis yang  tak pernah membenci satu pun tokohNya
Meski mereka sering membenci skenarioNya

Tuhan, maafkan aku
Yang sering menyesali adegan kecil hidupku
Yang sering menertawai kisah orang lain
Yang sering berprasangka buruk tentang bab-bab sesudah ini

Padahal Engkau adalah sesuai prasangkaku
Engkau hanya mengabulkan apa yang terbersit di hatiku, otakku
Menerjemahkannya, mengukirnya menjadi nyata

Segala puji dan syukur kupanjatkan
Untuk setiap alur kisahku
Bahagia maupun duka
Dengan sadarku kini
Kubersaksi
Aku bahagia telah terlahir ke dunia ini

---
Rimie Ramadan
25.09.2012

22 Sep 2012

Pesanku

Apalah aku, ingin mengirim pesan ke hatimu,
tapi otakku beku, hanya tergambar parasmu
dalam dengkur merdu, di sela bunga tidur itu

Apalah aku, yang terpikir hanya untuk
membekaskan jejak di pipimu
Kau, dalam lamunmu tersenyum
Membalas pesan yang belum terketik

Rimie Ramadan
Yogya 22.09.2012 2:51am

20 Sep 2012

Ijinkan Satu Saja

masihkah
mawar itu merekah merah
seperti saat kau berserah
di hadapku
atau ia telah menghitam
layu ditelan zaman

masihkah
sayap itu mengepak
bersama sayapku
terbang menuju arah yang sama
atau ia telah terluka
tak ingin lagi mengudara

masihkah
lengkung pelangi berwarna
melukiskan rasa kita
dalam tiap halaman kosong
yang biasanya
kita isi berdua

keceriaan ini
seperti sebuah topeng
dibalik tempurung kosong
semua abu, semua menguap

hanya tersisa satu
pintaku,
ijinkan aku merindukanmu

Rimie Ramadan
20.09.2012

Terpikat Olehmu, Negriku

Fajar menyingsing di sudut langit. Menunggu awak negriku menggeliat dari pejamnya. Membasuh dirinya, sebagian bersujud pada Tuhannya, sebagian lagi bersiap menata hari.

Dhuha menganga, menyibak warna terindah dari langitNya. Biru, warna pembangkit kerja, warna penyemangat hari. Lihatlah mereka, dengan caranya masing-masing berkendara menuju tempat kerjanya.

Desa. Sawah menghampar siap digarap. Pepohon hutan menyeruak berlomba menyedot surya. Petani, peladang, penadah getah karet dan penebang pepohon kayu membanjir. Sepeda, motor, dan berjalan. Menyapa hampir seisi desa, menanggap tamu baru yang tersasar. Ramah, penuh senyum hangat. Sehangat teh manis yang mereka sesap waktu sarapan.

Kota. Gedung pencakar langit telah beroperasi. Bahan baku diap diolah. Manajer, Salesman, Office Boy dan Satpam berlalu lalang. Mobil, bus, taksi dan motor. Menghadap gadget masing-masing, bersebelah tapi saling diam. Disapa, berubah masam. Semasam bau keringat mereka ketika pulang kerja.

Bisakah, sinkronisasi nilai positif dari kedua paradoks ini? sebuah tempat dimana karakternya masih sopan dan ramah, namun juga memiliki intelektualitas tinggi. Harga bahan dapur tak terlalu mahal, terjangkau oleh semua. Meski yang satu berjalan dan yg lain bermobil, masih saling sapa, saling kenal, saling menjaga. Dengan begitu identitas Indonesia akan tetap terjaga. Takkan luntur atau diklaim oleh negara lain. This is Indonesia.

"Indonesia, hatiku, rumahku, bangsaku..
Indonesia, banyak pulau dan budaya menyatu..
Dari gunung ke laut wajah tersenyum di mana saja..
Slamat datang di Indonesia, rumahku bangsaku, Indonesiaku..

Indonesia, we love you forever.." -Indonesiaku, populared by Vincent Laghea.

Blusukan Gamping

Sebetulnya ini bukan hal yang terlalu wow. Hanya saja, saya yang terbiasa di kota selalu saja tertarik bila berada di daerah pedesaan. Baik itu di pegunungan, maupun wilayah pesisir pantai.

Serangkaian blusukan ini diawali oleh tugas studio yang bertema "Kawasan Perumahan Terpadu di Daerah Transisional Desa-Kota" dan bapak dosen pembimbing menyarankan ke daerah Gamping ini.

Awalnya tidak ada yang tahu jalan menuju kecamatan yang terletak di barat kota Jogja ini, kecuali saya. Kemudian, berbekal sedikit pengalaman nge-bus, saya memandu kawan-kawan se-tim yang kemudian sampai di kantor Camat Gamping. Lalu kami diarahkan ke Kelurahan Balecatur yang saat ini memang terkonsentrasi untuk pengembangan perumahan.

Gambaran Geografisnya, Kelurahan Balecatur ini membagi fungsi lahan berdasarkan jaraknya terhadap jalan. yang paling dekat dengan jalan tentu saja kawasan niaga. Kemudian jika kita masuk sekitar 500 meter ke dalam gang, kita menemui pabrik-pabrik yang dikelilingi sawah. Dibekali 3 buah peta yang salah satunya terbentang dan dipegang oleh motor paling depan, kami menyusuri pedesaan dan perbukitan Gamping.

Menemui hutan batu, aneka macam perkebunan, beberapa kumpulan rumah penduduk, kami menjumpai suatu komplek perumahan yang cukup meng-kota. I felt like, "ini persis perumahan dinas PU di Kelapa Dua, Tangerang." seriously.

Tapi yang saya takjub adalah, perubahan kondisi udara. Matahari masih sama teriknya, namun di sini, angin yang berhembus lebih sejuk ketimbang di kota.

Sekian menit kemudian, kami menemui sekelompok bapak-ibu yang sedang berbenah parit. Lalu sang pemegang peta bertanya pada mereka posisi saat itu dan jalan keluar kembali ke jogja. Mereka ganti bertanya tentang asal-muasal kami. Mereka lalu tersenyum mempersilakan ketika kami pamit dan bertolak pulang.

Kesepakatan sebelumnya, bahwa kami hari itu hendak mendetail salah satu desa, jadi bablas karena baru pukul 11 kami berhasil keluar dari rute tadi dan berjumpa dengan Jalan Lingkar Luar Selatan. Dan ternyata, kami sudah ada di kabupaten Bantul sejak bertemu sekelompok pembenah parit tadi.

Info yang dapat kami rekam hanyalah berupa foto-foto seputar tipe rumah, aktivitas penduduk, tempat ibadah, warung dan kantor pemda. Namun sepertinya cukup untuk bercerita kepada pak Toni, dosen pembimbing kami.

Sekian dulu yah, saya mau melanjutkan menafsirkan mimpi. Alias kembali bekerja dengan Corel Draw X4, hehe. Kali ini membuatkan kartu nama untuk seorang Master Distributor wilayah Jogja. Disusul pembuatan kardus packaging. Hehe. Sok sibuk ye saya? Doakan saja nantinya punya anak buah. Amiin :D

13 Sep 2012

A little corner of time i would spend with U

Selamat malam wahai halaman kosong.

Di detik-detik menjelang pergantian hari, ijinkan aku mengisimu.

Apa kabarmu? Lama sudah kita tak bersua. Rindu aku menarikan jemariku bebas di atas potongan-potongan hitam ini. Apakah kau merindukanku juga? Kuharap begitu. Hehe.

Ketika aku menelantarkanmu, bergelut dengan duniaku yang sebenarnya, adakah kau cemburu? Atau malah kau berbahagia, melihatku banyak beraktivitas di jalur yang seharusnya? Syukurlah bila begitu.

Terlalu panjang bergelut dan kini aku membawa setumpuk kisah tuk kubagikan padamu. Pertama adalah tentang liburanku. Liburan, yang mungkin berbeda dari biasanya. Meski sama-sama lebih banyak kuhabiskan di rumah saja, namun liburan kali ini aku memiliki sekian daftar pekerjaan. Sebut saja me-layout buku agder, mendesain pernak-pernik coklat-kuning, lalu projek yang tak kalah besar, yaitu ke panti bersama teman-teman di jakarta. Oh ya, satu lagi. Mengerjakan pekerjaan rumah tangga selama pembantu mudik. Yah, kira-kira begitu.

Perusahaan itu kini telah menginjak bulan ke-6. Kuakui perkembangannya lambat karena kami belum stabil dalam pergerakan dana. Namun kami sudah mulai eksis di pasaran. Alhamdulillah, semuanya tak lepas dari izin Allah SWT.

Aku masih menjadi perempuan tunggal sementara karena Mbak Kiki bisa disebut "fiktif" untuk saat ini. Tapi beliau masih me-maintain kami. Rapat kami sering mengambil waktu malam hari. Sehingga seringkali Putra khawatir dan mengingatkan akan kesehatanku. Syukurlah, paling banter aku hanya masuk angin. Hehe.

Hobiku untuk menulis dan blogging sementara kusisihkan dulu, duniaku sekarang bergelut dengan coreldraw. Menemukan keasikan tersendiri dalam memadu warna, bentuk dan karakter. Sesuatu yang sampai saat ini masih lemah kukuasai.

Mungkin sekian dulu curhatan dadakan ini, sudah pagi. Selamat malam dan mari berselimut! :D

25 Jun 2012

Celoteh di sela tugas

Habis lembur
Adalah ketika guyuran air pertama terasa begitu segar
Habis lembur
Adalah ketika pemandangan sehari-hari terlihat begitu indah
Habis lembur
Adalah ketika udara jam 11 pagi terasa begitu sejuk
Habis lembur
Adalah ketika perut menolak diisi karena cemilan dan sebah kopi
Habis lembur
Adalah ketika semua lelah harus diobati dengan tidur

Kalo kamu stres, jangan bilang mau mati
Karena masih terlalu banyak tugas menanti
Kalo kamu mati, ga ada yang bisa ngerjain lagi.

Kalo kamu stres, jangan kamu lari
Karena tugas akan terus mengejarmu
Jangan pula kamu sembunyi
Karena dia akan mudah memerangkapmu

Kamu dihidupkan, karena kamu ditugaskan
Kamu adalah panglima
Pedangmu ada di nafasmu
Kamu baru akan mati
Ketika tugasmu sudah benar-benar selesai

Rimie Ramadan
25.06.2012

27 Mei 2012

Newlywed Songs

The Love I Found in You. Sekedar menyimak lagu yg dibawakan Jim Brickman ini. Terlalu sayang bila dilewatkan. It's a perfect match for a newlywed couple. Let's look at the lyrics.

"You are the air I need to breathe
The river of life inside of me
You are the half that made me whole
You are the anchor of my soul"

Kau udara untukku bernafas
Aliran darah dalam tubuhku
Kau paruh yang buatku utuh
Kaulah tempat jiwaku berlabuh

Bait pertama begitu romantis ya? Begitulah, ini sebuah lagu yang benar-benar dipersembahkan untuk pasangan hidup yang sah. Yang berani menanggung segalanya bersama. Mengarungi samudra kehidupan berdua. Saling mengisi, tuk meraih impian bersama.

Sekarang, saya berikan juga secuplik lagu Warren Barfield yang beberapa waktu lalu dikirimkan oleh sahabat saya. Judulnya "Love is Not A Fight" silakan disimak.

"Love is not a place
To come n go as we please
It's a house we answer in
Then commit to never leave

Love is a shelter in a raging storm
Love is peace in the middle of the war
And if we try to leave
May God send angels to guard the door
No, love is not a fight
But it's something worth fighting for"

Pernikahan pun tak selamanya manis dan lurus. Masalah diciptakan untuk mengompakkan satu sama lain. Namun jika masalah tak kunjung reda, kadang hubungan yang sudah mencapai usia emas pun bisa bercerai. Karena itu, lagu di atas seperti sebuah reminder supaya maintenance dalam sebuah rumah tetap berjalan indah dan rukun. :)

Kenapa tiba-tiba saya posting cuplikan lagu seperti ini? Karena kebetulan saya mendapatkannya dalam waktu berdekatan dan sepertinya saling mengisi satu sama lain. Seperti pernikahan itu sendiri. :)

Semoga semua pasangan di dunia ini, tidak hanya langgeng sampai kakek nenek, tapi juga di surga di kehidupan kedua nanti. :)

------
Ria R. Ramadan
27.05.2012

Selamat 8 bulan Mas Bryan, moga sampai nikah n kupersembahkan 2 lagu ini buat kalian. :)

17 Mei 2012

Hujan II

Hujan, kuharap engkau datang malam ini. Atau esok pagi. Secepatnya.
Biarlah kawanmu si awan mendung menyamarkan keberadaan kami.

Hujan, datanglah. Deraslah. Sapulah. Sapu semua kedamaian yang ada di dalam diri ini.
Sapu dengan rasa syukur terindah yang pernah ada. Rasa syukur yang membuatku mengerti.
Adanya mereka adalah alasanku di sini. Alasanku untuk berjuang dalam arus globalisasi.
Keluarga, tempatku berasal. Tempatku kembali.

Hujan, Iringilah. Setiap detak yang tak henti. Setiap butir yang bergulir.
Jatuh ke pangkuanku. Menembus pakaian dan menyayat kulit.

Hujan, hujan, hujan. Kupanggil engkau. Sebagai selimut untuknya berlindung.
Gantikan aku. Hibur dia, jagalah ia. Lindungi matanya agar engkau tak berpindah ke bola matanya yang tajam. Bola matanya yang hitam, yang selalu menatap diriku dalam. Menatap diriku dalam malam.

Hujan. Hujan. Hujan.

---
Rimie Ramadan
17.05.2012

16 Mei 2012

Gaga Gagal Gara-Gara Gerakan Radikal

Sori nih, bukan mau offense atau apa. Hanya sedikit tergelitik dengan isu Lady Gaga yang baru ngerti gara-gara nonton teve. Saya sendiri cuma mau berpendapat, bukan berkomplot, apalagi menjelek-jelekkan yang bersangkutan. Saya netral.

Sebenernya gini, beberapa waktu yang lalu saya menonton sebuah video tentang persaudaraan pemuja setan, Illuminati, yang mungkin sebagian besar orang di luar sana terutama USA sudah menjadikannya lifestyle atau gaya hidup. Dimana gaya hidup itu terus terbawa (baca: didistribusikan) salah satunya melalui entertainment alias dunia hiburan, yang secara tidak langsung akan menjadi trademark artis dan akan diikuti terus oleh para penggemarnya. Bagi orang awam, hal itu ya hanya akan diterima sebagai trademark sang artis tanpa menelisik lebih dalam filosofi di dalamnya.

"Beruntungnya", Lady Gaga adalah salah satu tentara, atau bahkan menurut isu yang beredar, sudah diangkat menjadi "putri" di "kerajaan" tersebut. Sehingga setiap style, video, dan gaya yang dilakukannya pastilah menyimpan unsur kesetanan. Misal, erotisme di setiap video dan live perform, hanya memperlihatkan sebelah matanya di setiap foto dan cover album, dan banyak lainnya.

Dan ketika Sang Putri hendak menggelar konser di negeri yang mayoritasnya muslim ini, tidak ada respon pada saat tiket dijual. Entah kenapa, dengan sangat tiba-tiba, FPI bangun ketika konser hanya tinggal hitungan hari. Mengundang begitu banyak kontroversi dan kecaman dari para Monster (fans Lady Gaga, rrr.)

Saya sendiri antara sedih dan senang, juga takut saat menulis post ini. Karena saya pribadi mengagumi lagu dan fashion style Gaga yang "ajaib" tetapi saya sendiri sudah mengetahui latar belakang Lady Gaga yang seperti itu.

Sebagian besar masyarakat negeri ini sendiri rasanya masih terlalu polos dan naif. Menerima dan menyerap apa adanya. Sedangkan FPI sendiri adalah ormas yang anggotanya adalah mantan preman yang insyaf dan justru kepremanannya tersebut jadi benteng kuat untuk mempertahankan agama Islam. Jadinya terkesan frontal dan radikal.

Tapi kalau dipikir-pikir, kalau tidak ada ormas Islam tersebut, saya sendiri akan lupa kalau Gaga adalah Sang Putri Pembawa Misi. But I love her unique style, maksudnya materialnya tuh, unpredictable.

13 Mei 2012

Trap!

Harapan.Semu.Kautanam.Dalam Mimpiku

Remuk.Redam.Patah.Arang

Sengajakah?
Atau
Aku yang melankolis?

Hebat.Kaurancangkan.Skenario Masa Depan

Kauceritakan.Kautunjukkan.Padaku

Sang Pemujamu

Tak kusangka
Kauberikan Peran Utama.pada yang lain

Bukan Aku

Haruskah mengemis?
Meminta kembali manuskrip yang kauceritakan dulu?

Tidak.Aku memang tak berbakat menjadi aktris.
Biarlah keserasian itu menjadi hak milik yang sepantasnya dapat.
Aku bersyukur dan berdoa, semoga manuskrip itu lancar dan berakhir bahagia.

29 Apr 2012

Rain and Life

Just hours ago, the rain passes through the river flow. giving a best day after a clear week. Thanks God, love to hear the drops.

Raindrops, the meaningful piece of water. It could be the joy, the sadness, uncertainty, passion, the best one, or the hardest one.

Just hours ago, i thought, the rain is simply do the cycles. And why do we don't?

Look at the raindrops. It falls, flows to the deepest land, and gathers at the sea. Then it evaporate to the sky, become clouds, then drops again.

Life is about chances which just as simple as rain. It cycles, and back to us some other times.

if Life is a recipe, Time and Chances is the most important seasonings. If you mistaken in 1st try, you can just do better in next-other tries. Mistake is just the goal that you didn't reach. Maybe.

Be happy for everything. Keep your hands open. Pray to Allah n believe in Him. Then Time and Chances will work better each day. :)

RRR.29.04.2012.

Melati

Melati, lain bagimu, lain bagiku
Di tanganmu sekuncup melati dulu berada
Entah untuk apa, tapi bagiku memunculkan satu asa

Melati, kuncupnya membesar
Membuka pertanyaan, "akankah aku mendapatkan mekarnya?"
Sedikit-sedikit mulai kucium wanginya.

Melati, masih dalam genggamanmu
Kuncupnya makin membesar
Sebesar harapanku untuk menerimanya dari tanganmu

Melati, masih dalam angan
Menyimpan sejuta rahasia
terutama, "untuk siapa?"

Ketika kuncupnya mulai terbuka,
mataku semakin berbinar terpesona dengan kilaunya
Kian siap untuk dirangkai menjadi mahkota

Melati, sakaukan aku.
Kini harumnya menyesakkan,
sedang bagimu, wangi yang mendebarkan.

Kelopak itu masih menyimpan rahasia, "Untuk siapa?"
Sementara bagiku dunia melati sudah seperti makam kuburan

25 Apr 2012

Saya dan Bulan Kesembilan

April.

Ada banyak cerita.
Pameran arsitektur.
Riuh rendah ulang tahun.
Insting dan kebetulan.
Langkah masa depan yang masih acak semu.

April.

Dibuka dengan pertambahan usia, pengurangan jatah hidup, dan penyadaran akan keharusan hidup dewasa. Dewasa, berarti keteraturan, kebijaksanaan, kecerdikan berpikir. Yang tak pernah lepas dari kecurigaan, kebohongan, korupsi, alasan, ketidakjelasan dan non-toleransi.
Seringkali, aku tak mau cepat dewasa. Dewasa itu seperti kita tak bisa lagi bebas, kita seperti harus memiliki satu identitas pasti untuk bercampur dalam populasi. Kesempurnaan lah yang dituntut dalam kedewasaan. Jika kau tak sempurna, maka hanya dua pilihan: cari identitas lain atau dibuang.

April.

Dimana aku dan teman-teman sibuk menyiapkan pameran yang baru saja selesai tiga hari yang lalu. Pameran yang kurang tersiapkan namun syukurlah hasilnya sangat memuaskan. Meski harus membelah diri antara panitia dan bazaar, aku sudah lumayan bisa membagi waktu. Poster tim bisnisku tercetak dengan hasil memuaskan. Begitu pula dalam penjelasan proyek kelompok kami, lisanku cukup lancar untuk berbicara.

April.

Belajar melancarkan setir bersama seseorang yang kusayang. Yang biasanya kusetir hatinya dengan puisi-puisi karanganku. 2 minggu lalu dia menyempatkan waktu untuk mengajariku menyetir. Syukurlah, bahkan karenanya aku sanggup membawa mobil dari Jogja ke Magelang tanpa henti! Cukup frontal untuk pembelajar sepertiku. Dengan kehadirannya membuatku tenang dan jalan terus. Barulah sebelum masuk gerbang Borobudur, kami bertukar tempat.

April. Semoga 5 hari ke depan juga menyenangkan. Amin.

Ria R. Ramadan

13 Apr 2012

Cakap Senja

Kamu ksatria Bintang dan aku putri Bulan. Sedangkan malam, adalah cinta kita. Yang memerlukan kita berdua untuk menghiasinya.

Bintang tak pernah tahu bahwa Bulan slalu ingin bersamanya, menjaga dan merawat Bintang. Dan Bulan tak pernah bisa untuk melakukan itu.

Bulan hanya bisa nampak sepotong-sepotong. Hanya ada tiga malam dimana bulan benar-benar utuh menemani Bintang. Bahkan Bulan akan menghilang pada beberapa malam, karena dia tak mau mengganggu keindahan Bintang. Walau mendung, kilau Bintang tetap bisa terlihat setelah awan mendung lewat. Berbeda dengan Bulan yang punya hari terlarang menampakkan diri di langit malam.

Bagi orang awam, mungkin Bulan nampak lebih cantik daripada Bintang. Tapi sedikit yang sadar kalau pesona Bulan baru benar-benar muncul pada tiga malam utama, di pertengahan bulan. Yaitu di saat bulan purnama.

"Dan aku tetap mendampingimu menemani malam terindah itu." sahutmu.

Iya, kamu yang selalu ada di sana. Setiap malam.

---
Ria R. Ramadan
teruntuk Ady Putra Kurniawan

13.04.2012
menyambut kedatangan malam.

Treasure Hunting

"People come and go in our lives, but our family are always there." --Catherine Pulsifer

Hari pertama, Kehangatan di Ufuk Senja

4 jam sudah aku berada di Bandara Internasional Adisucipto sampai akhirnya "diusir" meninggalkan kota Jogja. Burung besi siap menggendong kami menuju Bengkulu. Setelah singgah di Jakarta selama kurang lebih 2 jam dengan maskapai Singa Kesiangan (yg waktu itu -alhamdulillah-bangun pagi), kami menikmati kembali suasana awan putih dan langit membiru. Akhirnya, pukul 2 siang kami tiba di Bengkulu.
Athar, Bude Ida, Ama, Bude Parti @Adisutjipto


Mie n Bude Parti @Soekarno-Hatta

Mba Oka n Mba Marvi @Soekarno-Hatta




Arrival Hall @Fatmawati Soekarno
Keheranan menyapaku begitu sampai di Bandara Nasional Bengkulu. Padatnya aktivitas penerbangan menghilang. Hanya ada satu pesawat yang terparkir di lapangan yang cukup luas. Bahkan bandaranya pun lebih kurang seperti salah satu kantor pemasaran di kota asalku. Mentari juga bersinar cukup terik siang itu.

Syukurlah, kecil dan sedikitnya aktivitas penerbangan justru memudahkan kami dalam penungguan bagasi. Bagasi cepat dan mudah dikenali. Keluar dari bandara, kami pun langsung disambut generasi kedua Pakde Wasool yang semuanya datang menjemput, masing-masing dengan satu mobil.

Mbak Refi, Mbak Dina, Mbak Desi, dan Mas Hendri mengantarkan kami menuju kediaman ayah mereka. Sampai di tempat, sapaan yang pertama datang justru dari rombongan kloter Jakarta yang berangkat lebih awal.


Sore itu dihabiskan untuk menyamankan diri dengan naungan baru, mengobrol dalam suasana yang baru, bertukar kabar dan bergembira dalam games dan lelucon ngawur. Sampai akhirnya masing-masing capek sendiri dan kelipuk atau mengundurkan diri.



Treasure Hunting :)


The bond that links your true family is not one of blood, but of respect and joy in each other's life.
- Richard Bach

Hari Kedua, Mesin Waktu yang Tak Lagi Berdetak

Bangun tidur pertama di kota Tabot ini selayak bangun di saat lebaran. Langsung mendengar obrolan para om, tante, pakde, bude, mbak, mas. Karena jumlah penghuni bertambah nyaris 3x lipat, 4 kamar mandi yang ada terpaksa harus bersabar untuk mendengar guyuran air berturut-turut. Dan kami, harus sabar mengantre.

Rencana awal jam 8 akhirnya juga baru berangkat jam setengah 10. Karena jadwal yang ibuku buat terlalu pagi menurut mbak Dina, yang menjadi tuan rumah. Bahkan tempat yang akan kami kunjungi baru buka pukul 9 pagi. Tahukah tempat apa itu?

Jejak pertama kami adalah menuju kediaman almarhum presiden Soekarno. Bisa dibilang rumah ini merupakan "rumah dinas" beliau sewaktu diasingkan oleh Belanda. Rumah ini pun "diawetkan" dan dijadikan museum untuk melindungi barang-barang milik Bung Karno. Sayangnya, dana perawatan museum yang berasal dari APBD sangatlah minim. Sehingga banyak cacat dan kerusakan yang belum sempat diperbaiki. Tapi saya salut, barang-barang milik beliau masih awet, bahkan sepeda onthel yang pada masa produktifnya dipakai bersama ibu Fatmawati, nampaknya masih kuat untuk ditunggangi. Sayangnya Kumbang itu sudah dibingkai kaca.

Dari rumah Soekarno, kami menuju ke Monumen Hamilton yang sudah direnovasi. Tapi sebelumnya, ibuku yang photo-addicted meminta berhenti di monumen Thomas Parr yang penampilannya sudah tak cantik lagi. Lumut dan Jamur santai bersandar dominan di satu sudut. Sarang laba-laba pun sudah riang bergelantung di sana sini. Yah, setelah mendengar cerita petugas rumah Bung Karno tadi, aku tak heran jika monumen ini tak bisa lagi dikategorikan bangunan heritage. Biaya perawatan APBD Bengkulu minim!

Lalu bagaimana dengan kondisi monumen Hamilton yang jadi destinasi kami berikutnya? Jujur saja, melihat bentuknya sekarang, aku ragu bahwa ini sebuah monumen penanda sejarah. Bentuknya sudah direnovasi dan lebih terlihat seperti Namsan Tower yang setengah niat. Kalau dilihat dari desain renovasinya yang ditempel di gerbangnya, gubahan massa monumen itu nampak seperti bunga Rafflesia yang memang khas Bengkulu. Tapi harus dilihat dari helikopter dulu, baru ngerti.

Setelah kecewa yang agak berat terhadap dua monumen barusan, kami beranjak menuju Benteng Marlborough. Dari Monumen Hamilton, atas inisiatif mas Adi kami melewati rute kampung pecinan Bengkulu untuk menuju ke Benteng Marlborough atau Fort Marlborough. Ada sesuatu yang unik di sini. Bukan kampung pecinan dengan sisa-sisa lampionnya, melainkan sebuah gapura merah dengan atap pagoda dan dua buah naga di kedua sisinya. Pintu gapura ini tepat berada di pertigaan yang merupakan batas kampung pecinan dan depan pintu gerbang Fort Marlborough. Seakan gerbang ini ingin memperjelas akhir cerita kampung pecinan setelah akhirnya Belanda memasuki kawasan mereka dan mendirikan benteng tersebut.

Akhirnya, puncak perjalanan kali ini adalah di Benteng Marlborough. Di sini, bersemayam 3 makam orang Inggris yang salah satunya adalah jendral (maaf saya lupa). Dulunya ini adalah benteng pertahanan dari serangan maritim. Lalu sekarang beralih fungsi menjadi museum, sama seperti rumah Soekarno. Keadaan di sini juga agak tidak terawat, tapi masih lebih mending daripada monumen Thomas Parr. Lumut terdapat di beberapa sudut. Lantainya, saya tak bisa bedakan mana yang warna asli, yang cat hitamkah atau yang beton saja? Tapi keadaan udara di dalam sini cukup  nyaman. Selain banyak ventilasi samping, ternyata di bagian atapnya pun terdapat chimney yang membuang udara panas.

Oya, jalur sirkulasi di sini ada dua, pertama tangga yang sangat sempit, hanya sekitar 60 cm saja, dan sebuah ramps yang cukup lebar namun curam. Mengutip salah seorang guide yang sedang menjelaskan kepada sepasang newlywed dan seorang kakek, ramps yang sangat curam itu dipakai untuk mendorong kereta-kereta meriam ke atas. Yah wajar sih, orang Belanda kan gede gede badannya, kuat lah ya. Oh ya, di setiap podium benteng terdapat cincin besi besar yang fungsinya untuk mengikat tali di depan meriam. Jadi, meriamnya tidak cuma didorong dari bawah, tapi juga dibantu tarikan di atasnya. Oh ya, benteng ini punya view yang super bagus ke arah laut. Makanya di sini malah banyakan foto-foto daripada dengerin guide nya. Parah nih.

Udah deh, abis itu tinggal main-main ke pantai. Trus pulangnya kita dapet musibah mati lampu setelah sempat mati air. Yang akhirnya kaya ikan asin dijemur dan lampu baru nyala jam 10 malem. Fuuh.

12 Apr 2012

Crystal Eye

To be with you
All the things I would do

Tell me please
Do you ever mind to love me?
No words, no sentences
But my eyes would not release
What should I do to make you move?
Move! Move to me please!

The codes I gave to you
And times interacted with you
Make this heart blooms, grows,
filling the emptiness in myself


More greetings I do
More chances to you
'Til the day you say
"I'm ready for you."

May I say,
"And I'm ready to
Die in the crystal eye."?

---
Rimie Ramadan
12.04.2012

a special gift for my bestie, Eka, hope you glad with it.
that's the "code" if you know what i mean. :D

11 Apr 2012

Kurir Hati

Selipkan rindu di ketiak malam agar bintang membisikkannya pada rembulan. Dengan sinarnya yang lembut dan merayu, coba sampaikan pesan kepada hati yang membeku agar ia mencair. Hanyut dalam tenteram cinta.

Setiap kata coba terkuak. Dalam bisik sunyi lembar taklimat. Guratan pena mengukir dan tak akan habis yang ditulis meski awalnya tak tahu harus dimulai dari mana.

4 Apr 2012

Ketika Pejalan Kaki Tak Dihiraukan

Tingtung! Sebuah pesan masuk di ponsel anggurku sore itu. Dengan wajah yang masih rusuh aku membuka kelopak mata. Memaksa retina yang masih merah untuk membaca tiga kata, "kumpul di kampus." Apalah itu, aku tak mengindahkannya. Karena lelah, aku tertidur lagi.
---

Inilah aku akhir-akhir ini. Meski banyak deadline siap menerkam, tapi aku lebih memilih untuk mengerjakan di kos atau tempat dimana aku berada. Ya, akhir-akhir ini aku merasa lelah berjalan. Bukan menjalani waktu dan kegiatan yang bertumpuk, tapi lebih kepada berjalan di atas kakiku sendiri. Denotatif.

Awal pindah, aku merasa kampus dan kosku sekarang sangat dekat. Berjalan kaki pun hanya butuh waktu 15 menit. Maka aku memutuskan berjalan kaki setelah sepedaku lama tercuri dan tak kembali. Hanya sedikit teman-teman kampusku yang tahu kosan tempatku tinggal. Beberapa teman yang baru pertama kali mengantarku atau mendengar alamatku akan bilang, "Wah, jauh ya? Kamu kalau ke kampus naik apa?" dan ketika kujawab, "jalan kaki." Mereka seperti terkesiap. Entah iba atau kagum.

Whatever. Tapi itulah kenyataannya.

Makanya, aku sering merasa kesal dengan janji-janji yang tidak pasti atau malah mendadak. Ya, seperti prolog di atas. Pukul 2 siang aku baru sampai di kos, berbenah dan rehat sejenak. Tiba-tiba sebuah sms datang 1 jam kemudian. Menyuruhku untuk kembali ke kampus sementara aku sedang menyamankan tubuh terutama kaki yang baru saja bekerja.

Dan janji-janji yang tak pasti itu terkadang lebih menyiksa. Apalagi kalau tempatnya nanggung dari lokasi kuberada. Kadang janji jam 3, kutunggu sampai jam 4 lebih gak datang-datang. Lalu ketika kuputuskan untuk meninggalkan tempat, ybs mengirim sms tiga huruf, "OTW"

Belum lagi masalah penyebrangan. Pejalan kaki selalu menjadi prioritas terakhir yang seakan-akan kotoran di mata. Kalau berjalan lamban diteriaki, kalau berjalan cepat malah dibilang kaya kesetanan. Fuh!

Kalau di post 9gag, aku akan sering memakai emoticon profesor yang bilang "I don't wanna live on this planet anymore." Andaikan ada sayap portable atau mesin jet mini, aku pengen deh. Aku gak dibolehin naik motor, mobil juga masih belajar. Dan sejujurnya aku ini penganut Greenism, jadi pengennya ga pake kendaraan bermotor.

Tapi kesadaran lingkungan di Indonesia baru sekedar penanaman pohon dan kebun. Sedangkan untuk peduli terhadap kaum non-engined masih sangat rendah. Zebra Cross aja masih sering dibuat parkir. Gak peduli yang nyebrang nenek-nenek atau anak muda, ga ada yang mau nolongin. Eh, ada ding. Seorang mbak yang sempet bikin salut 1 mobil pas rombongan anak Jakarta pada main ke Jogja. Beliau menolong seorang nenek menyebrang bahkan sampai tak peduli motornya menyala di tengah jalan dan lampu telah hijau. Salut!

1 Apr 2012

H-1 Display Studio Tematik.

Entah apa rezeki atau ujian yang Dia coba limpahkan padaku. Di saat deadline mulai mendekat, dia memberiku kesempatan untuk dunia baru bernama bisnis. Tak tanggung-tanggung 2 tawaran sekaligus. Dua-duanya menjadi Product Designer atau Creative Designer. Inilah jalan baru bagiku untuk merambah dunia.

Sedikit sensitif akhir-akhir ini, kuakui aku agak emosi dan berubah. Sedikit banyak sudah 'terintip' oleh sekitarku. Dua hari-malam yang cerah berlalu begitu saja, tergantikan dua hari-malam yang penuh gumpalan kelabu dan rintik yang menerus. Hujan di kotaku.

Maaf, maaf, maaf. Bagi semua yang merasa kelabu itu hanyut dalam raut hariku. Semua terkumpul menggumpal dan menyatu. Aku suka langit, aku suka hujan. Dan mereka obat terindah bagi semua perasaan yang mengganjal.

Yogya, 01 April 2012
Selamat ulang tahun, Cantik!

27 Mar 2012

Huh..

Terlalu bodoh tuk mengerti. Aku memang bodoh. Terlalu banyak hal yang kulihat namun tak dapat kuserap dengan baik. Banyak hal mengawang, tak ada satu pun yang kutangkap. Penat. Beban rasanya bertumpuk di kala diri merasa sok kuat, sok hebat. Inilah aku.

Otakku kah yang menyusut atau dunia yang makin memuai? Serasa terlalu sempit untukku mengolah lagi liku dunia. Padahal dengan perbandingan manusia, aku baru saja akan memulai puncak kejayaan. Banyak hal yang tak penting, larut kupikirkan. Banyak pula hal yang penting dan malah luput dari pandangan.

Dunia memang berubah. Otak ini tak seencer dulu lagi. Membrannya tak lagi berongga untuk dapat menyerap waktu. Seseorang yang dulu dekat, kini menjauh. Hingga tak nampak jejaknya yang pernah mendampingiku. Janji yang telah menculiknya. Menculiknya dari kubikel waktu yang dulu sebagian besar kami isi bersama. Dia berubah, dari sosok yang dulu kukagumi setengah mati, menjadi sosok yang kupandang sebelah mata, begitu juga di mata umum.

Tahukah kau, tingkah lakumu begitu mencolok? Justru kelenyapanmu yang begitu menumpuk membuat orang tak acuh akan dirimu. Sadarkah? Aku tak tahu mana jalan yang sungguh-sungguh benar, jalanku atau jalanmu. Adakah jalan ini akan menyatu lagi di waktu yang tak pernah kita duga kapan datangnya?

Banyak hal berlalu, banyak hal yang makin tak kutahu. Terpaku dengan mulut membulat sempurna, menatap orang-orang hebat yang tampil di depan maupun yang bicara di belakang. Dan aku berada di antaranya, hanya memandangi tanpa pernah bercampur.
 

Yogya, 27 Maret 2012
Di kerumunan yang mengucilkanku.

18 Mar 2012

Bahagia

Secarik kata yang definisinya terlalu merancah syaraf. Memiliki kekuatan magis luar biasa yang membuat zat tersenyum karenanya. Suatu kata, yang tak bisa diterjemahkan. Hanya dapat dirasakan. Bagai menggapai bintang.

Lalu apa yang bisa menciptakannya?
Terlalu kisruh dan kaku rasanya bila diterangkan di alam teori. Apapun. Hal-hal kecil maupun besar bisa menciptakannya. Bahagia itu sederhana. Begitulah yang sedang tren didengungkan para pecinta dunia maya. Ini nyata. Cobalah ikuti serangkaian cara untuk bahagia berikut ini.

Nyamankan diri anda, bisa bersandar pada kursi yang empuk atau sekalian rebah di tempat tidur.
Tarik napas panjang dan bersamaan dengan itu, tutup mata anda.
Ketika mata anda tertutup sempurna, tarik lagi napas anda sambil rasakan setiap molekul oksigen menelusup saluran hidung anda. Ia berlari secepat mungkin sampai ke paru-paru dan bertukar dengan karbondioksida. Dan ketika anda melepaskannya, saat itulah sang Karbondioksida telah keluar.

Ulangi cara di atas, sambil bayangkan, bersamaan dengan oksigen yang anda hirup, wajah-wajah yang amat anda sayangi muncul dan tersenyum di hadapan anda. Mereka hadir, kemudian bertahan sepersekian detik sebelum lenyap bersama gas yang anda tukarkan.

Bagaimana? bisa mengukur kesederhaan perasaan Bahagia itu? Begitu pula yang orang lain rasakan terhadap anda. Kita tak pernah tahu cobaan seberat apa yang dilalui seseorang. Namun, selama mereka masih bisa bernafas, tersenyumlah pada mereka. Karena bahagia itu juga dapat menular dengan caranya sendiri. Cara yang sangat sederhana.

JANGAN LUPA praktekkan kepada kedua orang tua anda juga. Karena kebahagiaan mereka akan berlipat ganda saat anda bahagia. Terimakasih.

Ria R. Ramadan
18.03.2012

6 Feb 2012

The Diary

catatan sebelumnya: Diary pt 3 | Diary pt 2 | Diary pt 1
12 Juni 2011
Hari ini aku menemani Nisa berbelanja. Sudah lama kami tak bertemu. Aku sungguh bahagia bisa bertemu dengannya lagi. Sayangnya, raut bahagiaku yang kutunjukkan semaksimal mungkin, tetap terbaca aneh olehnya.
“Kamu kenapa sih Ri? Kok mukamu malah sedih gitu? Gak seneng ya, ketemu aku?”
“Ah, bukan. Bukan Begitu Nis. Aku hanya.. “
“Atau kau sedang terlalu lelah, kalau begitu seharusnya kau istirahat. Kan kita bisa belanja lain hari.”
“Hm, mungkin sedikit lelah. Tapi kalau istirahat sekarang nanggung. Kita selesaikan dulu belanja kita.”
“Hm, baiklah kalau itu maumu. Oya, lagipula kau belum menemukan gaun yang pas untuk pesta pernikahan kak Tyo kan?”
Ah, kenapa juga harus kausebut nama itu? “Ya. Baiklah, mari kita lanjut cari gaun.” aku menyeretnya keluar dari kafe bernuansa italia tersebut.
Aku akhirnya tertarik pada salah satu busana yang dipajang di sebuah butik. Setelah masuk, aku menuju kamar pas untuk mencobanya, sedangkan Nisa sibuk memilih aksesoris. Baru aku akan memasuki salah satu bilik yang terbuka, tanganku tiba-tiba ditarik paksa dan diseret ke suatu arah. Dalam sekejap aku sudah berada dalam pelukan seseorang dan nampaknya dia mengunci pintu bilik.
Aku mencoba mengangkat wajah, melihat siapa dia. Walaupun parfumnya sangat kukenal. Dan dugaanku terbukti. Pria ini adalah dia.
Tyo’s diary
12 Juni 2011
Lagi, aku melihatnya melenggang di hadapanku. Seketika perasaan rinduku bertumpuk dan membuncah luar biasa. Hingga tanpa kusadari, aku menarik tangannya dan bersembunyi di bilik tempatku mengepas pakaian tadi.
Kusadari perlahan gerakan di wajahnya. Ia menatapku. Lama, sangat lama. Aku pun menatap dalam kedua bola matanya. Kuselami tanpa menghiraukan waktu. Ada kerapuhan di sana. Sepercik kerinduan, aku tahu. Tapi aku masih tak yakin.
Kueratkan pelukanku dan kubenamkan wajahku di sela lehernya. Menghisap setiap wangi tubuhnya. Ya, wangi ini. Masih sama sejak sebulan lalu. Bahkan enam tahun lalu.
“Kak, lepaskan.” Tubuhnya menggeliat pelan. Aku menahannya dan malah semakin mengeratkan pelukanku padanya. Ia masih juga berusaha berontak.
“Biarkan. Untuk 10 menit saja. Kumohon.”
Perlawanannya melemah. Kurasa ia sebenarnya juga tidak mau berpisah.
Kurasakan nafasnya mulai teratur. Kuendus harum yang semerbak di bahunya. “Kak, jangan. Jangan begini. Ah!”
Tak lagi peduli dengan ocehannya. Aku terus melepaskan rinduku di jenjang lehernya. Hingga tangannya melepas sesuatu yang sedari tadi digenggamnya.
Aku berhenti dan mengambil barang yang jatuh itu. Sebuah gaun sutra warna putih dengan bordir merah di bagian leher dan pinggang. “Ini, untuk kaupakai? Memang mau ada acara apa?”
Ia seperti tersadar langsung menundukkan wajahnya. Perlahan ia berjongkok di ruangan yang cukup sempit ini. Ia memegang bagian bawah gaun itu.
“Kak. Mengapa kemarin kau mencariku? Kalau tahu kau akan menikah, aku takkan menerima undanganmu itu!” suara yang datar, kutahu. Dengan kata-kata yang lugas, itulah khasnya.
Riri’s diary
13 Juni 2011 (dini hari)
Ah, maaf. Aku menangis hingga tertidur. Dan ternyata hari sudah berganti. Entahlah, tangisanku tak kunjung reda tadi malam. Kupikir aku akan mati kehabisan air mata. Haha, mana mungkin air mata bisa habis kan ya? Apalagi hanya untuk manusia semacam kak Tyo.
Ah, iya. Baiklah. Kulanjutkan saja ceritanya. Gaun pilihanku kemarin akhirnya basah oleh airmata dan aku terpaksa harus membelinya. Bahkan aku masih ingat ketika penjaga kasir menanyai mataku yang seperti diperas habis. Aku buru-buru berlari hingga bahkan melupakan Nisa. Biarlah, paling nanti dia mengomeliku lewat sms.
Kupandangi gaun sialan yang kini tergantung di kamarku. AH! Sial. Kenapa juga aku harus membeli warna merah? Kenapa tidak warna biru saja? Kenapa harus merah, warna favorit pemuda sialan itu? Gerutuku menyadari warnanya yang tak kuperhatikan sebelumnya. Jangan-jangan..
Kutarik gaun yang masih agak basah itu. Sejujurnya aku ingin merobeknya langsung. Tapi apa yang kulakukan? Aku berjalan ke depan lemari bajuku yang pintunya terbuat dari kaca cermin. Melepas baju yang kupakai dan menggantikannya dengan gaun merah sebatas dada tersebut. Selamat! Ukurannya pas di tubuhku. Hahh.. syukurlah! Masih kupandangi gaun itu dari cermin. Kuputar-putar tubuh ke berbagai sudut hingga kutemukan sesuatu. Dan airmataku pun meluncur lagi.
Kuusap sesuatu seperti noda merah di leherku itu. Noda yang tak bakal menghilang dalam 3 hari, atau lebih. Aku membuka laci lemari. Mencari syal warna senada. Tak kutemukan. Panik, aku mencari hal lain yang bisa kupadupadankan. Ketemu syal kuning matang, sepatu emas, ikat pinggang emas dan purse marun dengan lacing emas.
“Huaaahh!! Cukup!” Teriakku kesal tak lain kepada diriku sendiri.
~I’m lucky I’m in love with my bestfriend, lucky to have been where I have been..
Segera kusambar ponsel dari seprai hijauku. Setelah melihat nama, dengan mengambil napas panjang 3 kali, kutekan tombol hijau. “Ya, ada apa Piyu?”
Setelah beberapa anggukan dan kata “oke”, kututup gagang telepon dengan lega. “Semoga ini bisa me-refresh otak dan batinku.”

24 Jan 2012

Angel and Prince

Augstova 17, 2039 - Candull Land

   I'm just wasting moments in the garden. When suddenly I see a beautiful white lady crying near the pond. I come to her. "Hey lady, what's wrong?"
   She doesn't answer but points at the sky and keep crying. Not moving except her hands and tears. I pick out my knitted handkerchief and sob her tears. "Ssh.. It'll be alright, It's alright. Stop your tears and tell me what's going on."
   The lady calms down. And in seconds I see her beautiful black eyes. It's framed by her pony black hair and white face. She is gorgeous!
   "Mm-Mister, why do you care so much to me? And your looks, seemed not like a commoner does. I mean who are you?"

   Ooh. So you don't know me? Are you foreigner? "Let me introduce, I am Marzekoni Montovaggio, the Prince of this nation."
   "Ma.. Mar..ze.. what?"
   "Ah, you can call me Zeko if it's too difficult to spell."
   "Ah, Prince Zeko, yeah. It's better. My name is Wati. I come from there." she points up there, to the sky. My eyebrow raised, how come she could..? "It's a long story. I can tell you but could you save me from the people first, please?"
   "Okay, you can follow me, Lady Wati."

   I guide her towards my pavillion. Secretly, as she asked. I told my servants to guestroom and give her cloths. Then I asked her to come for dinner.

   Time runs out, the sun went down. My servants told me that the table is ready. I said ok and order them to call my "guest". Yep the late beautiful young lady. Then I go alone to dining room. Even a prince, I don't feel nice being in the castle. So I beg for this pavillion to my father, and he let me go easily.
   I've been on my chair but waiting her a lil longer. My servants come and lead that lady to sit down. For a while, I stunned by her beautiful faces with the dress and make up. She looks more gorgeous! Is she a goddess?
   "Could you leave us, please?" I order them to back at the kitchen. This is my priceless guest over the year. I should respect her. So they leave the dining room. "Lady Wati, take your first spoon first, please."
   "I'm so pleased, thank you. You too, Prince Zeko."

   "Lady, honestly, you look gorgeous! And more gorgeous tonight." She smiles and her face is blooming. "Are you a Goddess, maybe?" I speaks a while after dinner.
   "An angel exactly." she corrects. I'm stunning. "Do you ever known that heaven has also a kingdom?"
   "Nope." shake my head.
   "Heaven has also a Kingdom. We call it Kahyangan." I nod. "There live also God as a king, and Goddess as the Queen. And we are angels, live to serve them. Like your servants do."
   "Is it? So how about the prince? Are there price or princess who'll be the next God?"
   "No. But there are titles for the angels. Angels got them by work. So here I am."
   "Wh-What? You work?"
   "Yup. I must pick prayers from humans and deliver it to God. I pick about 1 million a day."
   "Wow, work that much and you still look gorgeous!"
   "Yeah, but I lost something. So I can't back to Kahyangan."
   "What is it? Is it that important?"
   "Of course! It's my wings! Without them I can't flew back."
   "Let me help you. and until we find it, you stay here. Okay?"
   "But I have one condition. You must not tell anyone that I'm "different", okay?" I nod and let her drink juice.
   "Understood, young lady!"
#continued tomorrow

13 Jan 2012

Indonesia Itu Surga! eps 1

Sudah lama sebenernya aku pengen bikin sebuah tulisan tentang tanah airku yang sangat kusayangi ini. Namun terhalang oleh beban lain yang semakin bertubi. Baiklah, akhirnya keluangan waktu hari ini kumanfaatkan. Ini dia, sebuah semangat bagi kalian warga Indonesia, juga sebuah undangan pada seluruh manusia di bumi supaya dapat berkunjung ke negaraku.

Pilihan judul ocehan kali ini, "Indonesia Itu Surga!", karena saya ingin membuka mata kita semua, bahwa dibalik berita-berita negatif yang udah kaya sampah di Bantar Gebang, masih tersimpan berjuta harta karun milik Ibu Pertiwi.

Terinspirasi juga oleh seorang Jepang, yang siang ini sedang menyantap masakan Indonesia. Maka pikiran saya langsung terpancing, "Berapa harga makanan ini di sana? Yang di sini hanya sekitar 15 ribu rupiah." Ya, saya sangat mudah terpancing dengan makanan. Tahukah anda, bahwa resolusi Kementerian Pariwisata juga sedang menggalakkan kuliner sebagai potensi pariwisata? Hemm, menarik ya?

eps 1: Indonesia, Surganya Kuliner
Suburnya negara Indonesia. Hampir semua tanaman dapat tumbuh di negeri ini. Sehingga untuk kebutuhan pangan, sandang, dan papan mudah terpenuhi. Memang Indonesia belum secanggih negara-negara maju (ya namanya juga masih berkembang), tapi keuntungannya, dimana pun anda tersesat, anda masih dapat bertahan hidup untuk waktu yang lama.

Coba sebut makanan pokok Indonesia! Pasti anda akan menjawab "Nasi." Padahal masih banyak penduduk Indonesia yang tidak memilih nasi sebagai makanan pokoknya. Ada singkong, ubi jalar, jagung, sagu, kentang yang sama-sama mengandung karbohidrat tinggi, tapi lebih rendah dari nasi. Aneka makanan ini sering dikonsumsi penduduk yang sedang dalam diet, atau petani beras yang jarang makan hasil panen mereka.

Lalu beralih ke sayur. Sekian negara yang pernah saya kunjungi, jarang yang menyuguhkan sayuran hijau selengkap di Indonesia. Bahkan negara tetangga sendiri, selama saya di sana, jarang menemukan sayuran. Kalaupun ada, bumbu yang diracik kurang senendang yang di Indonesia. Indonesia memang surga!

Anda berkunjung ke Indonesia, dan susah mencocokkan lidah? Mungkin anda datang ke tempat makan yang salah! Anda suka masakan apa? Manis? Maka pergilah ke rumah makan masakan Jawa. Jika anda doyan yang pedas dan bersantan, maka pantasnya ke rumah makan masakan Padang atau Manado. Asin? Oh, itu sih dapur Sunda ahlinya. Atau mau yang berkuah? Soto, Bakso, atau Sop banyak tersedia dalam berbagai pilihan. Nikmat ya Indonesia? Iyalah, feels like heaven gituu!

12 Jan 2012

Jendela Hati

samar
bagaikan sebuah bayangan
yang kautemui dalam sebuah bingkai

penuh
bahkan sudah kukunci
pintu hati yang telah terisi

kuncinya telah kubuang
hingga aku lupa tempatnya

tetapi
bayangan itu
yang terus menghantui

masih terseok
melampaui batas akal
membayang
meski menit pun tak mencukupi

kutahu itu masa lalu
namun dalam setiap incinya
terdapat noda yang ia cipratkan

noda yang melampaui jendela
akhirnya membekas
keras

ah! sebuah jendela!
jendela hati yang rupanya memang belum kukunci
ketika semilir angin yang masuk
membangkitkan aroma tersendiri dari noda

maaf sepertinya jendela tak bisa ditutup
berkali kucoba, ia masih saja menyisakan lubang

---

Rimie Ramadan
12.01.2012

8 Jan 2012

Jogja Diguyur Hujan

Hujan basahi kotaku
Deras
Menyapu debu

Irama percikan
Berdendang seiring pecahnya
Tetes

Mengiring
semerbak segar
Teduhkan jiwa

Hujan
Ketika air menjadi
Pasukan penutup mata
Mengiring mimpi dalam lelap

---
08.01.2012
Rimie Ramadan

diiringi musik sang hujan

bang Jungmo jahaaat

okelah bang. pas gue tau dan hapal kebiasaan lo ciuman sama Heechul, gue terima. Gue terima dengan lapang dada. Tapi ini, lo ciuman sama Tiffany?! Gue gak terimaa!! CUKUP. Roar!

Sorry ya blog, lo jadi tempat sampah banget seminggu (ato mungkin sebulan?) dan gue belum memberikan sampah mutiara lagi buat lo. Maaf banget banget banget banget.

Sebenernya gue udah bikin sebuah cerpen, tapi masih kotretan. Alias coret-coretan. Tapi rencananya mau gue bikin buku. Gak di upload di sini. Ntar deh, kalo bukunya udah jadi, gue taro di lo juga. okei?

oya, gue mau sedikit posting tentang liburan kemarin. pas gue jadi tour guide anak2 jakarta. but, di next posting yaaa..