29 Apr 2013

Dewi Musim

Bagai sepasang penjaga, kita berdua
Dalam satu bingkai purnama
Aku berjaga pada gerbang pembuka
Sedang kau berjaga pada gerbang keluar

Inilah kita, sepasang dewi musim
Bertugas menjaga perjalanan April
serta gerbang musim tropis yang berganti

---

Rimie Ramadan
29.04.2013

Sunyi

Kau duduk di sana. Melamun. Memikirkan hal di luar ruang kita. Pandanganmu menyelusup ke dimensi yang tak pernah kusentuh. Ada ruang dimana kau bercerita, tanpa sepatah kata yang aku pernah punya. Aku diam, membiarkan imajimu melayang.

"Ini masa sulit," katamu. "Kita harus begini dan begitu. Harus mengejar ini dan itu. Tapi modal sudah lagi habis."

Sejak kenal kamu, duniaku berganti. Dunia yang dulu penuh kata dan romansa, menjadi dunia dengan seribu bahasa. Dunia itu bernama sunyi. Walaupun bibirku mencoba beradu, namun sia-sia. Kau tak pernah hiraukan. Sunyi kembali kupilih. Bermain kata dalam imajiku sendiri.

22 Apr 2013

Sekarat!!

Risih!
Ricuh!
Bekah!
Bekuh!
Rongga dada menggelegak!
Gigi gemeretak!

Hak tak lagi terbagi
Keinginan tak dihormati
Kesepakatan pun diingkari

Bodoh kau!
Kalau saja kau tak menghitung
Habislah usiamu dalam perdaya orang
Kata hatiku

Muak!
Muaklah aku
Sudah untung aku bersabar setahun ini
Tanpa ada kabar hasil yang memadai
Masih saja kau ganggu aku
di tengah kewajibanku

Bangkai
Bahkan bisa lebih terhormat
daripada diriku yang sekarat

Terserah!
Langkahku tak lagi butuh menujumu
Tanganku bisa melukis dengan lebih baik
bila ku tak di sini

Aku terjerembap
Dan telat membalikkan otak
Kini ku sekarat
Sekarat!

---
22.04.2013
Ria R. Ramadan

Labil

Mungkin saya terkena dampak perang pemikiran. Saya mengalami konflik dengan batin saya sendiri. Entah saya harus mengambil dalil yang mana. Yang jelas saya masih berkeyakinan Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa dan kita dihidupkan untuk menyembahNya. Dialah pemilik segala apa yang ada di langit dan bumi, termasuk jiwa kita. Dialah tempat kembali segala urusan. Ya, saya yakin semua itu.

Sayangnya saya belum benar-benar belajar kapan turunnya setiap ayat dalam AlQur'an. Saya bingung, karena dewasa ini manusia banyak menafsirkan Qur'an dengan ideologi masing-masing. Sehingga saya mengikuti kaidah, "Islam itu gampang, tapi tidak menggampangkan." Rukun Islam wajib dijalankan, rukun Iman wajib dipercaya. Saya mengambil yang pokoknya saja. Dalil cukup dari Qur'an dan Sunnah. Namun satu yang luput, tarikh dari qur'an dan sunnah itu sendiri. Kecuali beberapa yang pernah saya pelajari.

Sebenarnya, apa yang menjadi perang pikiran di sini simpel tapi rumit, yaitu cara mencari nafkah. Oke, kita bisa mencari nafkah dari 2 segi yang dibebaskan Allah, Bekerja dan Memberi Pekerjaan. Keduanya harus halal.

Nah, di sini tafsiran halal pun sudah agak tergolong ke beberapa macam. Pertama, benar-benar bekerja hanya untuk ridhoNya. jadi apapun yang kita usahakan, tidak ada unsur pemaksaan terhadap orang lain. Yang kini populer disebut spiritual company. Intinya lebih kepada merayu Allah dengan segala cara yang dianjurkan agama, Dhuha-Tahajud-Jama'ah5waktu, sedekah, dsb. Lalu kemudian Allah lah yang akan mendatangkan mereka kepadamu.

Kedua, yang dikenal dengan sebutan profesionalisme. Sistem yang lebih dipopulerkan oleh bangsa barat sejak lama. Kerja maksimal, target tercapai, hasil maksimal, konsumen puas. Jadi perusahaan paling top sejagat raya. Semua orang memimpikan bekerja di sana dengan gaji yang menggiurkan.

Sayangnya, kebanyakan spiritual company kurang menjunjung profesionalisme sehingga cenderung berpikir dangkal. Begitu pun sebaliknya, profesionalisme terkadang menuntut kerja terlalu keras sehingga lalai dalam ibadah.

Beberapa perusahaan Spiritual Company yang pernah kumasuki sebagai konsumen, bisa dibilang kurang layak pakai alias kinerjanya mengecewakan. Saya seringkali merasa malu untuk mengakuinya. Mereka muslim, dengan identitas kokoh (celana gantung dan kumis-jenggot, poster nasehat alQur'an dimana-mana) namun manajemen perusahaannya bikin konsumen ngelus dada. Kebanyakan modal nekat juga sih. Jadi sedih, kayak liat pengemis berjilbab di jalanan.