15 Mei 2011

Ngefans

Dalam persepsiku saat ini, menyukai seseorang yang tidak terjangkau itu lebih mudah daripada menyukai seseorang yang terjangkau. Karena menurutku, orang yang disukai itu tidak akan merasa terusik. Toh, bukan hanya aku seorang saja yang suka, tapi ribuan bahkan jutaan manusia memiliki rasa kagum yang sama terhadapnya. Malah dari kesamaan rasa kagum itu aku dan mereka -yang sama-sama menyukai orang itu- dapat bertukar info, gambar, dan cerita serta sama-sama mendukung orang itu dari belakang.
Sekalipun dia tau bahwa aku menyukainya, ia akan mengenalku sebagai anonim. Karena begitu banyak yang menyukainya, tak mungkin menghafal nama satu-satu. Apalagi penggemarnya ada di setiap jengkal bumi. Jadi kita juga gak peduli mau dia ngeh apa nggak, yang penting kita suka dia, dan dia gak merasa terganggu (lebih tepatnya saya mengganggunya), udah cukup. Terkecuali jika ia tak sengaja jatuh cinta padaku –mimpinyaa. Justru ini yang berbahaya. Walaupun hati senang melayang-layang karena mendapat sesuatu yang spesial dari orang istimewa –minta singkong dikasih keju- tapi siap2 tameng karena bakal dimusuhin fans nya, atau paling tidak, harus menyembunyikan jati dirimu karena akan mengganggu profesinya sebagai seorang artis.
Aku tau sih, kalau “Mengambil Panutan selain Rasulullah” itu kalo nggak haram ya makruh. Tapi sampai sekarang rasanya susah untuk menghindari wajah-wajah manis di layar kaca (baca: laptop), yang kayanya semakin hari semakin produktif dilahirkan ibu-ibu beruntung itu.
Menurutku, rasa cinta dan kagum yang aku ekspresikan antara kecintaan kepada Rasul, orang yang benar-benar kusukai, suamiku nanti dan mereka, akan sangat berbeda. You know why? Karena selama yang kupahami dan alami sendiri, ngefans itu histerianya cuma saat mereka ada dalam jangkauan panca indera ku saja. Yah, memang sih, kadang bayangannya melintas atau membuat kita mengimpikannya. Tapi tetap saja itu kan seolah-olah kita ‘melihat’ lalu histeria itu muncul.
Lalu, kenapa milih Artis Korea?
Hm, sebenarnya gak ada alasan spesifik untuk ini. Mau lokal, barat, Korea, Jepang atau Timur Tengah sekalipun, intinya ngefans kupikir sama aja. Aku lebih milih artis Korea, kenapa ya? Mungkin faktor wajah (siapa suruh terlahir ganteng, manis dan imut). Apalagi sudah jelas dalam Qur’an juga, senjata terlemah manusia adalah mata. Mau laki-laki, atau wanita, sama saja. Nah buat wanita, terutama saya yang penggemar musik dan cerita, faktor lainnya adalah lagu mereka atau karakteristik suara mereka. Kadang lagu yang dibawakan itu kalo bisa bikin saya tergerak (entah joget atau trenyuh), saya akan sangat menyukainya.
Ah intermezzo sedikit, yang ogah baca, abaikan. Waktu beberapa bulan lalu pas KBS Music Bank, dua andalan saya CNBLUE dan K.Will berebut kursi no.1 di chart musik tersebut. Dan akhirnya CNBLUE keluar sebagai pemenang dengan ‘Intuition’nya. Gara-gara si K.Will itu penyanyi ballad, aku langsung memainkan lagunya dalam pikiranku. Huaa, pengen nangis!!
Kadang seorang fans termasuk saya, menganggap mereka gak cuma sebagai pacar khayalan. Tapi juga kakak khayalan, adik khayalan, temen khayalan, ortu khayalan, de el el pokoknya diperlakukan seperti manusia yang kita kenal. Apalagi saya, yang notabene cuma kenal satu cowok paling ganteng di keluarga. Itu pun jarang di rumah. Jadilah kalo ngeliat yg seger-seger gitu langsung ijo lampunya. Haha. Makanya banyak para fans yang mencurahkan keinginan mereka untuk dekat dengan artis2 tersebut dengan membentuk dunia sendiri yang bernama Fanfiction.
Udahan dulu deh ocehan siang ini. Takut meleber lagi kemana-mana. Nanti digendong mbah surip lagi. Hayo, yang ngefans ama mbah Surip, ngacuung!!

Ria R. Ramadan
15.05.2011
PB C5, Yk