Buat yang tau saya secara pribadi, udah gak heran kenapa saya posting video ini. Saya sukak buanget sama CNBLUE especially Leader Jung! Nah, karena beliau ini baru ngeluarin solo album dua bulan lalu, dan saya baru sempet googling sekarang, maka saya baru liat video ini.
Menurut saya, MV ini yang terbaik secara konsep. Baru sekali ini Yonghwa ngonsep video maskulin abissss, atau mungkin pengaruh lawan duetnya alias JJ Lin? Entahlah, yang pasti kegantengan mereka berdua bertambah 3 kali lipat di sini! Dan suaranyaa alamaaakkkk! Ganteng combo deh! Sok, tonton aja. Saya juga mau nonton lagi. Hehe..
https://www.youtube.com/watch?v=nUyq02k6-sE
Tampilkan postingan dengan label curhat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label curhat. Tampilkan semua postingan
6 Mar 2015
8 Jan 2012
bang Jungmo jahaaat
okelah bang. pas gue tau dan hapal kebiasaan lo ciuman sama Heechul, gue terima. Gue terima dengan lapang dada. Tapi ini, lo ciuman sama Tiffany?! Gue gak terimaa!! CUKUP. Roar!
Sorry ya blog, lo jadi tempat sampah banget seminggu (ato mungkin sebulan?) dan gue belum memberikan sampah mutiara lagi buat lo. Maaf banget banget banget banget.
Sebenernya gue udah bikin sebuah cerpen, tapi masih kotretan. Alias coret-coretan. Tapi rencananya mau gue bikin buku. Gak di upload di sini. Ntar deh, kalo bukunya udah jadi, gue taro di lo juga. okei?
oya, gue mau sedikit posting tentang liburan kemarin. pas gue jadi tour guide anak2 jakarta. but, di next posting yaaa..
Sorry ya blog, lo jadi tempat sampah banget seminggu (ato mungkin sebulan?) dan gue belum memberikan sampah mutiara lagi buat lo. Maaf banget banget banget banget.
Sebenernya gue udah bikin sebuah cerpen, tapi masih kotretan. Alias coret-coretan. Tapi rencananya mau gue bikin buku. Gak di upload di sini. Ntar deh, kalo bukunya udah jadi, gue taro di lo juga. okei?
oya, gue mau sedikit posting tentang liburan kemarin. pas gue jadi tour guide anak2 jakarta. but, di next posting yaaa..
Label:
curhat
23 Des 2011
Post-Vacuum
maaf, sekitar 2 minggu ini saya vakum postingan karena mengejar deadline tugas. padahal belum bisa disebut selesai. ya, semua itu BELUM SELESAI.
sekitar 2 jam lagi, pembantaian berikutnya dimulai, sedangkan saya malah terduduk mengantuk di warnet. Sungguh ingin ini berakhir. Ya, lekaslah berakhir wahai studio!
Jantung semua anak arsi mungkin sudah melewati klimaks saat ini. Kecuali kelompokku dan kelompok Anggi. huah. Bapak itu sibuk, lebih sibuk dari anggota DPR yang bisa tertidur saat rapat. Bapak itu, seorang building scientist yang di Indonesia bisa dihitung jari jumlahnya. Bapak itu, yang dulu membuat nilai studioku pun ambruk.
Dan kini, dirinya harus kuhadapi lagi. Di satu sisi, aku kagum padanya. Di sisi lain, aku takut. Bapak itu lebih menekankan pada 3D. Juga pada aplikasi fisika bangunan terhadap desain.
Aku tak bisa bicara, untuk saat ini. Ngantuk. Dadaah.
sekitar 2 jam lagi, pembantaian berikutnya dimulai, sedangkan saya malah terduduk mengantuk di warnet. Sungguh ingin ini berakhir. Ya, lekaslah berakhir wahai studio!
Jantung semua anak arsi mungkin sudah melewati klimaks saat ini. Kecuali kelompokku dan kelompok Anggi. huah. Bapak itu sibuk, lebih sibuk dari anggota DPR yang bisa tertidur saat rapat. Bapak itu, seorang building scientist yang di Indonesia bisa dihitung jari jumlahnya. Bapak itu, yang dulu membuat nilai studioku pun ambruk.
Dan kini, dirinya harus kuhadapi lagi. Di satu sisi, aku kagum padanya. Di sisi lain, aku takut. Bapak itu lebih menekankan pada 3D. Juga pada aplikasi fisika bangunan terhadap desain.
Aku tak bisa bicara, untuk saat ini. Ngantuk. Dadaah.
Label:
curhat
12 Nov 2011
Tahukah Kau?
Tahukah kau
di setiap hariku bersamamu
Selalu kupasang wajah ceria tanpa durja
Tak luput senyuman dan lengkung mentari di mataku
Tahukah kau
bahwa di setiap memandang wajahmu
satu hal yang tak ingin kulakukan
ialah membuatmu terluka
Tahukah kau
aku ingin menjadi penghibur bagimu
selalu
karena itu aku akan selalu tersenyum
dengan begitu kau juga tersenyum
melepas segala beban di pundakmu
walau hanya untuk sementara
Tahukah kau
bahwa seringkali
kala kau terlelap
aku merenung
bertanya pada diriku sendiri
Sanggupkah aku menjagamu
Di setiap aku ada ataupun tidak
Sanggupkah aku menghiburmu
Meskipun hatiku sendiri sedang gundah
Bagaimana jika tanpa sadar
aku lengah menjagamu
aku mengecewakanmu
aku mengacuhkanmu
tak bisa tersenyum untukmu
Aku
yang tak pernah tahu cara membereskan kasur
yang tak pernah makan dengan porsi kecil
yang selalu menghabiskan waktu dengan hal yang kusuka
yang tak bisa menjawab permasalahan kantormu
yang tak pernah bisa sebaik wanita-wanita indah lainnya
Namun selalu
kau puji aku
layaknya seorang bidadari surga
yang turun ke bumi dan berlabuh di pelukanmu
kau merasa beruntung
aku telah memilihmu
padahal aku pun belum merasa
mampu menjalaninya
mengemban keanggunan seorang wanita
dalam pribadi yang jauh dari sempurna ini
Tahukah kau
Aku selalu bertanya
Mengapa begini?
Mengapa kau memilihku?
Padahal aku hanyalah seonggok sampah
makhluk busuk yang tak pernah tau cara merengkuh matahari
agar meleburkannya ke dalam abu
Rimie Ramadan
12.11.2011
sambil memandang bintang yang terlelap
di setiap hariku bersamamu
Selalu kupasang wajah ceria tanpa durja
Tak luput senyuman dan lengkung mentari di mataku
Tahukah kau
bahwa di setiap memandang wajahmu
satu hal yang tak ingin kulakukan
ialah membuatmu terluka
Tahukah kau
aku ingin menjadi penghibur bagimu
selalu
karena itu aku akan selalu tersenyum
dengan begitu kau juga tersenyum
melepas segala beban di pundakmu
walau hanya untuk sementara
Tahukah kau
bahwa seringkali
kala kau terlelap
aku merenung
bertanya pada diriku sendiri
Sanggupkah aku menjagamu
Di setiap aku ada ataupun tidak
Sanggupkah aku menghiburmu
Meskipun hatiku sendiri sedang gundah
Bagaimana jika tanpa sadar
aku lengah menjagamu
aku mengecewakanmu
aku mengacuhkanmu
tak bisa tersenyum untukmu
Aku
yang tak pernah tahu cara membereskan kasur
yang tak pernah makan dengan porsi kecil
yang selalu menghabiskan waktu dengan hal yang kusuka
yang tak bisa menjawab permasalahan kantormu
yang tak pernah bisa sebaik wanita-wanita indah lainnya
Namun selalu
kau puji aku
layaknya seorang bidadari surga
yang turun ke bumi dan berlabuh di pelukanmu
kau merasa beruntung
aku telah memilihmu
padahal aku pun belum merasa
mampu menjalaninya
mengemban keanggunan seorang wanita
dalam pribadi yang jauh dari sempurna ini
Tahukah kau
Aku selalu bertanya
Mengapa begini?
Mengapa kau memilihku?
Padahal aku hanyalah seonggok sampah
makhluk busuk yang tak pernah tau cara merengkuh matahari
agar meleburkannya ke dalam abu
Rimie Ramadan
12.11.2011
sambil memandang bintang yang terlelap
15 Sep 2011
Penghujung Keraguan
"Maaf."
Hanya kata itu yang dapat terucap dari bibirku saat ini. Berulang kali aku mengucapkannya, namun berulang kali pula aku melakukan salah yang sama. Bodohnya aku.
"Aku cuma ingin mengujimu."
Cih, pintar sekali kau mengarang alasan!
"Apakah sebuah rasa cinta harus selalu diuji, hingga membuat perasaan terluka seperti ini?"
Sekali. Datar. Dan tanpa menuduh. Namun jelas kalimat itu menancapkan pedang di hatiku. Tertohok, melemah dan mengecut. Tiba-tiba aku tersadar.
"Maaf."
Lagi, telingaku mendengar kata itu dari bibir penuh dosa milikku.
"Bukankah untuk mendapatkan sebuah berlian murni di antara batu gua, harus melalui proses tempaan yang keras? Itulah inginku, agar aku tahu berlian yang kau punya benar-benar murni."
Mengapa pandainya kau lahirkan kata-kata? Tak bisakah kau tulus meminta maaf hah?
"Tapi kau tak pernah berpikir bila berlian pun dapat pecah bila terus ditempa. Dan itu sakit, kau tahu?"
"Ya, itulah salahku."
"Aku jadi ragu, apakah hatimu mempunyai berlian yang sama untuk kau berikan padaku. Mungkin saja itu hanya plastik yang sangat tebal sehingga kau tak bisa merasakan rapuhnya berlian."
Skakmat. Aku kalah telak. "Maaf." Lagi, kata yang sama. Namun kini, dari lubuk mataku mengalir kristal penyucian hati. "Maafkan aku. Aku sungguh minta maaf. Aku janji, takkan melakukannya lagi. Tolong ingatkan aku, bila suatu saat aku alpa lagi."
"Baiklah, sudah. Jangan menangis. Kemarilah."
Tangannya pun terentang lebar siap menerima diriku apa adanya. Setelah semua yang kulakukan padanya. Ia masih berbaik hati padaku dan menerima aku tulus ikhlas. Sungguh, aku tak ragu lagi. Ia menyayangiku. Akan kujaga ia selamanya. Aku belajar semakin menyayanginya.
Kusambut pelukannya dengan hangat dan damai.
---
Ria R. Ramadan
15.09.2011
Dengan penuh sesal di keheningan pagi buta
30 Agu 2011
Idul Fitri Ter(kacau+galau)
Terserah lo mau bilang tulisan gue ini menghukum atau apa. Yang jelas gue cuma mau mengungkapkan kekecewaan gue sama Kementerian Agama RI. Gue tahu ini bukan saat yang tepat karena mungkin ini semua akumulasi emosi gue pagi ini. Tapi yang jelas, di pagi yang seharusnya jadi berkah ini, gue dongkol setengah mati.
Tadi malem ada sidang itsbat yang disiarkan ke seluruh Indonesia. Gara-gara katanya hilal belum keliatan. Sidang itu berlangsung ramai, namun hanya keramaian untuk mendukung satu pihak, gue rasa. Segala bukti dan saksi yang diperoleh mayoritas menunjuk ke hari Rabu untuk 1 Syawal 1432 H. Dan minoritas saksi dan bukti dengan gampangnya ditolak begitu saja.
Please!! Dimana keadilan? Dimana yang katanya tenggang rasa? Dimana demokrasi?
Kayanya politik bahkan udah ikut campur urusan agama. Urusan akidah. Soalnya dari bukti dan saksi aja, udah ketahuan. Daerah-daerah yang dipilih sebagai lokasi pengamatan tuh 90 persen kuasa salah satu ormas yang menduduki mayoritas Kemenag RI. Sumpah gue gedek bangeeeet!!! Apalagi waktu debatnya itu. Sh*t banget. Masa begitu udah diputuskan sama Menteri Agama, ada sebuah argumen yang menunjuk bahwa hilal sudah terlihat disertai dalil-dalil yang gue rasa cukup kuat juga. Nah, terus ada satu orang lain ngacung buat ngelawan bantahannya itu. Terus beberapa orang lain, sekitar 2 atau 3, ikut ngacung. Tapi gue rasa argumennya Cuma nguatin si pembantah pertama.
Harapan gue agak menjulang begitu seorang pakar astronomi yang beberapa menit sebelumnya disiarkan khusus, unjuk tangan. Gue pikir, “Nah, gitu dong. Ada ilmuwannya. Ada yang beneran menguasai.” Tapi mungkin karena berusaha netral dan berdasar ilmu yang dipunya, nih orang malah seakan lemah berargumen. Dan muncul lagi bantahan dari orang sebelahnya, yang keliatan banget dari dandanannya nih orang berlatar belakang si ormas mayoritas. Sh*t.
Gue gak ngerti apa maksudnya si ormas mayoritas atau ormas-ormas lainnya. Maksudnya, apakah tujuannya politik semata atau “kesatuan umat”. Frase ini pun beberapa kali sempat muncul dalam adu argumen tersebut. Tapi lagi-lagi, kayanya ini penguasaan politik berkedok musyawarah.
Please dong!! Kesatuan umat yang diajarin ke gue dari jaman gue masih orok sampe sekarang tuh gak kaya gitu yaaa!!! Malu tau pak, sama anak-anak lo yang baru pada masuk TK Islam. Bisa-bisa besok tuh anak ngeraguin bapaknya beneran “ustad” apa “ustad KTP”.
“Perbedaan di antara kita memberi makna di kehidupan, sehingga dunia tetap berputar mengiringi zaman.. Tapi mengapa kita manusia tiada menyadari setiap perbedaan yang ada menjadi tragedi.” sebuah kutipan lagu “Satu Dalam Damai” yang dipopulerkan oleh Snada selalu membuat gue pege nangis. Karena kenyataan sekarang memang begitu.
Please Pak!! Kita sama-sama Islam, mbok ya gak usah ngotot gitu lah. Gak usah sampe puluhan orang ngacung Cuma buat manas-manasin. Semua punya dalil, semua bisa dibilang benar. Apa susahnya sih saling menghargai?? Cuma gegara syarat derajat hilalnya doang, kok repot? Tinggal disamakan beres kan?
Kenapa juga yang minoritas minta izin mengikuti keyakinannya, pake diketawain segala? Plis deh Pak Menteri, anda seharusnya di pihak netral, bukannya malah memimpin pengolokan?
Sedikit cerita. Kemarin bahkan ada tamu yang sedikit curhat ke ibu saya. “Ibu mah enak. Anak-anaknya udah pada gede. Udah bisa ngerti. Nah saya bingung mau ngejelasin ke anak saya yang baru lulus SD. Makanya ntar mau liat keputusan pemerintah dulu. Padahal saya biasanya ngikutin M, tapi kalo gak bisa jelasin ke anak, takutnya salah paham, ngambilnya yang enaknya aja. Gitu..”
Haduuh negeriku porak poranda. Mayoritas Islam, oke. Tapi, kok Islamnya pecah-pecah gini? Padahal Indonesia tuh kiblat kedua umat muslim lho. Masjidil haram aja berbagai macam solat masih menghargai kok.
Intinya semua keluhan ini tuh, kenapa mau nyatuin Islam aja susah? Kenapa harus pake dalil mayoritas? Selama itu ayat dan hadis masih shahih kan boleh aja diikutin. Kalo kitabnya/pedomannya jadi Tadzkirah tuh baru ngaco!!
Sekali lagi, tulisan ini bukan mau menjatuhkan salah satu ormas. Cuma keluhan seorang remaja muslimah yang limbung harus ngikutin nakhoda yang mana. Dan lagi selama bertahun-tahun kok Idul Fitri ini yang paling gak yakin ya rasanya? Apa perasaan gue doang? Huh.
“Dan ikutilah aku, khalifah-khalifah, dan pemimpin-pemimpinmu.” Kata Rasulullah begitu. Tapi kalo pemimpinnya aja terpecah-pecah kaya gini, ngikutin yang mana? Ya Rasul, di saat seperti ini aku benar-benar ingin engkau ada di sini. Ya Rasulullah Ya Habiballah aku rindu padamu..
Tadi malem ada sidang itsbat yang disiarkan ke seluruh Indonesia. Gara-gara katanya hilal belum keliatan. Sidang itu berlangsung ramai, namun hanya keramaian untuk mendukung satu pihak, gue rasa. Segala bukti dan saksi yang diperoleh mayoritas menunjuk ke hari Rabu untuk 1 Syawal 1432 H. Dan minoritas saksi dan bukti dengan gampangnya ditolak begitu saja.
Please!! Dimana keadilan? Dimana yang katanya tenggang rasa? Dimana demokrasi?
Kayanya politik bahkan udah ikut campur urusan agama. Urusan akidah. Soalnya dari bukti dan saksi aja, udah ketahuan. Daerah-daerah yang dipilih sebagai lokasi pengamatan tuh 90 persen kuasa salah satu ormas yang menduduki mayoritas Kemenag RI. Sumpah gue gedek bangeeeet!!! Apalagi waktu debatnya itu. Sh*t banget. Masa begitu udah diputuskan sama Menteri Agama, ada sebuah argumen yang menunjuk bahwa hilal sudah terlihat disertai dalil-dalil yang gue rasa cukup kuat juga. Nah, terus ada satu orang lain ngacung buat ngelawan bantahannya itu. Terus beberapa orang lain, sekitar 2 atau 3, ikut ngacung. Tapi gue rasa argumennya Cuma nguatin si pembantah pertama.
Harapan gue agak menjulang begitu seorang pakar astronomi yang beberapa menit sebelumnya disiarkan khusus, unjuk tangan. Gue pikir, “Nah, gitu dong. Ada ilmuwannya. Ada yang beneran menguasai.” Tapi mungkin karena berusaha netral dan berdasar ilmu yang dipunya, nih orang malah seakan lemah berargumen. Dan muncul lagi bantahan dari orang sebelahnya, yang keliatan banget dari dandanannya nih orang berlatar belakang si ormas mayoritas. Sh*t.
Gue gak ngerti apa maksudnya si ormas mayoritas atau ormas-ormas lainnya. Maksudnya, apakah tujuannya politik semata atau “kesatuan umat”. Frase ini pun beberapa kali sempat muncul dalam adu argumen tersebut. Tapi lagi-lagi, kayanya ini penguasaan politik berkedok musyawarah.
Please dong!! Kesatuan umat yang diajarin ke gue dari jaman gue masih orok sampe sekarang tuh gak kaya gitu yaaa!!! Malu tau pak, sama anak-anak lo yang baru pada masuk TK Islam. Bisa-bisa besok tuh anak ngeraguin bapaknya beneran “ustad” apa “ustad KTP”.
“Perbedaan di antara kita memberi makna di kehidupan, sehingga dunia tetap berputar mengiringi zaman.. Tapi mengapa kita manusia tiada menyadari setiap perbedaan yang ada menjadi tragedi.” sebuah kutipan lagu “Satu Dalam Damai” yang dipopulerkan oleh Snada selalu membuat gue pege nangis. Karena kenyataan sekarang memang begitu.
Please Pak!! Kita sama-sama Islam, mbok ya gak usah ngotot gitu lah. Gak usah sampe puluhan orang ngacung Cuma buat manas-manasin. Semua punya dalil, semua bisa dibilang benar. Apa susahnya sih saling menghargai?? Cuma gegara syarat derajat hilalnya doang, kok repot? Tinggal disamakan beres kan?
Kenapa juga yang minoritas minta izin mengikuti keyakinannya, pake diketawain segala? Plis deh Pak Menteri, anda seharusnya di pihak netral, bukannya malah memimpin pengolokan?
Sedikit cerita. Kemarin bahkan ada tamu yang sedikit curhat ke ibu saya. “Ibu mah enak. Anak-anaknya udah pada gede. Udah bisa ngerti. Nah saya bingung mau ngejelasin ke anak saya yang baru lulus SD. Makanya ntar mau liat keputusan pemerintah dulu. Padahal saya biasanya ngikutin M, tapi kalo gak bisa jelasin ke anak, takutnya salah paham, ngambilnya yang enaknya aja. Gitu..”
Haduuh negeriku porak poranda. Mayoritas Islam, oke. Tapi, kok Islamnya pecah-pecah gini? Padahal Indonesia tuh kiblat kedua umat muslim lho. Masjidil haram aja berbagai macam solat masih menghargai kok.
Intinya semua keluhan ini tuh, kenapa mau nyatuin Islam aja susah? Kenapa harus pake dalil mayoritas? Selama itu ayat dan hadis masih shahih kan boleh aja diikutin. Kalo kitabnya/pedomannya jadi Tadzkirah tuh baru ngaco!!
Sekali lagi, tulisan ini bukan mau menjatuhkan salah satu ormas. Cuma keluhan seorang remaja muslimah yang limbung harus ngikutin nakhoda yang mana. Dan lagi selama bertahun-tahun kok Idul Fitri ini yang paling gak yakin ya rasanya? Apa perasaan gue doang? Huh.
“Dan ikutilah aku, khalifah-khalifah, dan pemimpin-pemimpinmu.” Kata Rasulullah begitu. Tapi kalo pemimpinnya aja terpecah-pecah kaya gini, ngikutin yang mana? Ya Rasul, di saat seperti ini aku benar-benar ingin engkau ada di sini. Ya Rasulullah Ya Habiballah aku rindu padamu..
Label:
curhat
25 Agu 2011
Learn from Singapore(1)
"Ayo, ayoo 3 menit lhoo!!" dan Klik. Tercipta sebuah senyuman penuh semangat dari para peserta KKA 2011 ini. Inilah kami, siap mengambil ilmu dari negara tetangga demi masa depan bumi.
--
Dan perjalanan pun dimulai. Sedikit demi sedikit hingga akhirnya kami menghalangi aktivitas pengunjung lainnya, kami berkumpul di Underpass bandara AdiSutjipto Yogyakarta. Berkerumun dengan berbagai macam posisi pada pukul 5 pagi. Menanti dengan penuh sabar. Bukan hanya perjalanannya, namun juga sarapan yang telah dijanjikan.
Pukul 6.30, panitia membagikan paspor serta seciprat kalimat pembuka perjalanan. Kemudian kami beruntun mengikuti panitia untuk check-in. Kami menjadi barisan yang mencolok dengan seragam almamater tercinta. Bagasi, Check-In, Imigrasi, dan take off. Oke, sebab keterlambatan pesawat kami tak jadi berfoto di depan pesawat Air Asia QZ 7138 yang menggendong kami menyebrang samudera.
19 Juli 2011 sekitar pukul 10 kami tiba di Singapura. Singapura memiliki waktu 1 jam lebih cepat dari WIB. Dan ini yang menjadi pertanyaan kami, karena secara garis bujur ia berada di wilayah yang sama dengan WIB.
Tour guide di sana bernama Pak Wang dan Pak Amin. Masing-masing nantinya ikut di dalam bis. Kami diantar untuk menyimpan bagasi terlebih dulu di bis sebelum mengelilingi terminal 1 dan 3 Bandara Internasional Changi.
Terminal 1 saja penataannya cukup nyaman. Apalagi dengan taman indoor namun aku ragu tanaman itu semuanya asli. Tapi cukup menyenangkanlah melihat hehijauan sana sini. Belum cukup lena dengan terminal 1, kami harus menuju terminal 3 menggunakan monorail. Kendaraan yang batal dijadikan alternatif transportasi di Jakarta. Dua lapis pintu monorail hanya terbuka beberapa menit. Jadi siapa cepat dia dapat, sesuai dengan pola aktivitas di negeri Merlion ini.
Terminal 3 Changi Int'l Airport
Tak lama keluar dari monorail, mata kami disuguhi suatu ruang luas yang dihiasi oleh sekumpulan kupu-kupu di atasnya. Bukan sungguhan, melainkan sebaris teknologi shading yang belum terjamah oleh pikiran kami. Belum lagi di sebelah kanan anda akan menjumpai tembok yang disulap jadi hutan mini dengan 10.000 tanaman yang ada di Singapura. Tembok itu dipercantik dengan sebuah air terjun buatan. Di sini kami juga menemukan box-box AC 3x3 meter yang cukup menyejukkan dan menghemat energi.
Tak hanya itu, suasana ruang tunggu sekaligus galerinya pun cukup atraktif. Pemandangan dari jendela langsung mengekspos pergerakan pesawat yang datang dan pergi. Tak banyak pengunjung ke terminal ini karena hanya penerbangan tertentu saja yang diatur di terminal ini. Kami termasuk yang beruntung dapat menikmati keindahannya.
Kami langsung beranjak menuju bis setelah sempat membeli SIMCARD Singapura yang harganya 18 atau 25 SGD di sebuah money changer. Dari sebuah Bandara Internasional yang cukup bikin iri sekaligus kagum, kami bertolak ke destinasi selanjutnya.
City Square Mall
Sebuah mall bertajuk Eco-Friendly dan pernah mendapat penghargaan Green Mark Platinum Award oleh the Building and Construction Authority (BCA). Adalah untuk makan siang selain tujuan utama sebuah kelompok yang meneliti objek Green satu ini. Perut lapar dan hanya mencerna makanan halal membawa kami ke The Banquet dan saya mencicip Bibimbap (semacam nasi pecel khas Korea). Jujur saya agak kecewa karena bumbunya kurang nendang. Setelah makan, kami berpencar sesuai tujuan masing-masing. Aku berkelompok dengan Uti, Riska dan Bubos hanya berkeliling mencuci mata.
Dan akhirnya menghabiskan waktu bersantai dengan segelas Jus Dragon Fruit yang penjualnya susah diajak kompromi dan pelit senyum (dan ternyata memang orang Singapura sebagian besar begitu). Difotoin sama bapak2 di meja sebelah pula setelah aku iseng ber-self timer.
Ah, ternyata peristiwa agak mengenaskan terjadi. Kami ber4 dan beberapa lainnya nyaris ditinggal karena miskomunikasi. Sudahlah, lupakan edisi pengejaran dari city square mall hingga ke masjid depan mustafa itu!!
Fragrance Hotel-Pearl
Dimana kamu tinggal? Fragrance Hotel, pak. Fragrance yang mana? Aduh, yang mana ya, lupa pak.
Hati-hati dalam mengingat nama Fragrance Hotel di Singapura. Karena nama Fragrance Hotel banyak dijumpai. Fragrance Hotel-Pearl, lorong 14 Geylang. Salah-salah, kamu dibawa ke Fragrance Hotel yang di Telok Blangah. Hayah kono!!
Fragrance Hotel-Pearl terletak di kawasan Geylang. Kawasan yang terkenal akan prostitusi semacam Sarkem. Suasana malam lebih semarak ketimbang siang di daerah ini. Berjajar aneka tempat makan juga yang bisa dicicipi. Tapi yang halal bisa dibilang langka. Kami mampir di salah satu warung India agar aman, bernama Bilal restaurant yang mencantumkan halal di posternya.
Dan malam yang semakin larut mulai menyeret kami agar segera bersandar di bantal-bantal empuk. Hemm, selamat malam!!
---
25.08.2011
Ria R. Ramadan
photos CR: eka, uti dan saya sendiri
Wish your trip also be good!!
--
Dan perjalanan pun dimulai. Sedikit demi sedikit hingga akhirnya kami menghalangi aktivitas pengunjung lainnya, kami berkumpul di Underpass bandara AdiSutjipto Yogyakarta. Berkerumun dengan berbagai macam posisi pada pukul 5 pagi. Menanti dengan penuh sabar. Bukan hanya perjalanannya, namun juga sarapan yang telah dijanjikan.
Pukul 6.30, panitia membagikan paspor serta seciprat kalimat pembuka perjalanan. Kemudian kami beruntun mengikuti panitia untuk check-in. Kami menjadi barisan yang mencolok dengan seragam almamater tercinta. Bagasi, Check-In, Imigrasi, dan take off. Oke, sebab keterlambatan pesawat kami tak jadi berfoto di depan pesawat Air Asia QZ 7138 yang menggendong kami menyebrang samudera.
19 Juli 2011 sekitar pukul 10 kami tiba di Singapura. Singapura memiliki waktu 1 jam lebih cepat dari WIB. Dan ini yang menjadi pertanyaan kami, karena secara garis bujur ia berada di wilayah yang sama dengan WIB.
Tour guide di sana bernama Pak Wang dan Pak Amin. Masing-masing nantinya ikut di dalam bis. Kami diantar untuk menyimpan bagasi terlebih dulu di bis sebelum mengelilingi terminal 1 dan 3 Bandara Internasional Changi.
Terminal 1 saja penataannya cukup nyaman. Apalagi dengan taman indoor namun aku ragu tanaman itu semuanya asli. Tapi cukup menyenangkanlah melihat hehijauan sana sini. Belum cukup lena dengan terminal 1, kami harus menuju terminal 3 menggunakan monorail. Kendaraan yang batal dijadikan alternatif transportasi di Jakarta. Dua lapis pintu monorail hanya terbuka beberapa menit. Jadi siapa cepat dia dapat, sesuai dengan pola aktivitas di negeri Merlion ini.
Terminal 3 Changi Int'l Airport
Tak lama keluar dari monorail, mata kami disuguhi suatu ruang luas yang dihiasi oleh sekumpulan kupu-kupu di atasnya. Bukan sungguhan, melainkan sebaris teknologi shading yang belum terjamah oleh pikiran kami. Belum lagi di sebelah kanan anda akan menjumpai tembok yang disulap jadi hutan mini dengan 10.000 tanaman yang ada di Singapura. Tembok itu dipercantik dengan sebuah air terjun buatan. Di sini kami juga menemukan box-box AC 3x3 meter yang cukup menyejukkan dan menghemat energi.
Tak hanya itu, suasana ruang tunggu sekaligus galerinya pun cukup atraktif. Pemandangan dari jendela langsung mengekspos pergerakan pesawat yang datang dan pergi. Tak banyak pengunjung ke terminal ini karena hanya penerbangan tertentu saja yang diatur di terminal ini. Kami termasuk yang beruntung dapat menikmati keindahannya.
Kami langsung beranjak menuju bis setelah sempat membeli SIMCARD Singapura yang harganya 18 atau 25 SGD di sebuah money changer. Dari sebuah Bandara Internasional yang cukup bikin iri sekaligus kagum, kami bertolak ke destinasi selanjutnya.
City Square Mall
Sebuah mall bertajuk Eco-Friendly dan pernah mendapat penghargaan Green Mark Platinum Award oleh the Building and Construction Authority (BCA). Adalah untuk makan siang selain tujuan utama sebuah kelompok yang meneliti objek Green satu ini. Perut lapar dan hanya mencerna makanan halal membawa kami ke The Banquet dan saya mencicip Bibimbap (semacam nasi pecel khas Korea). Jujur saya agak kecewa karena bumbunya kurang nendang. Setelah makan, kami berpencar sesuai tujuan masing-masing. Aku berkelompok dengan Uti, Riska dan Bubos hanya berkeliling mencuci mata.
Dan akhirnya menghabiskan waktu bersantai dengan segelas Jus Dragon Fruit yang penjualnya susah diajak kompromi dan pelit senyum (dan ternyata memang orang Singapura sebagian besar begitu). Difotoin sama bapak2 di meja sebelah pula setelah aku iseng ber-self timer.
Ah, ternyata peristiwa agak mengenaskan terjadi. Kami ber4 dan beberapa lainnya nyaris ditinggal karena miskomunikasi. Sudahlah, lupakan edisi pengejaran dari city square mall hingga ke masjid depan mustafa itu!!
Fragrance Hotel-Pearl
Dimana kamu tinggal? Fragrance Hotel, pak. Fragrance yang mana? Aduh, yang mana ya, lupa pak.
Hati-hati dalam mengingat nama Fragrance Hotel di Singapura. Karena nama Fragrance Hotel banyak dijumpai. Fragrance Hotel-Pearl, lorong 14 Geylang. Salah-salah, kamu dibawa ke Fragrance Hotel yang di Telok Blangah. Hayah kono!!
Fragrance Hotel-Pearl terletak di kawasan Geylang. Kawasan yang terkenal akan prostitusi semacam Sarkem. Suasana malam lebih semarak ketimbang siang di daerah ini. Berjajar aneka tempat makan juga yang bisa dicicipi. Tapi yang halal bisa dibilang langka. Kami mampir di salah satu warung India agar aman, bernama Bilal restaurant yang mencantumkan halal di posternya.
Dan malam yang semakin larut mulai menyeret kami agar segera bersandar di bantal-bantal empuk. Hemm, selamat malam!!
---
25.08.2011
Ria R. Ramadan
photos CR: eka, uti dan saya sendiri
Wish your trip also be good!!
Tangerang Gituu
Tangerang dengan kemetropolisannya menyambutku dengan aneka nostalgia masa remaja. Even I'm still teens, the last teen. Direncanakan sebagai kota metropolis sekunder segalanya terasa lebih mudah meski keaslian adat budayanya sudah melebur bersama limbah kendaraan bermerek. Dan beberapa waktu lalu, sungguh menjadi pikiranku untuk menggali kembali adat dan budaya masyarakat asli Tangerang. Dipadukan dengan sentuhan teknologi. Jadi akan tercipta semacam Tamanpintar, yang satu kompleks dengan Taman Budaya Yogyakarta dan pusat jendela dunia, Shopping Book Market.
Apalagi sekarang di kawasan Gading Serpong telah berdiri kampus UMN dan sekelilingnya menjadi kawasan terpadu. Sepertinya layak dicoba apabila ada pendukung dan dana, serta perencanaan yang matang. Untuk sementara ini hanya wacana saja. Jika ada yang mau mengembangkan, mohon komentar di blog ini. Terimakasih.
Apalagi sekarang di kawasan Gading Serpong telah berdiri kampus UMN dan sekelilingnya menjadi kawasan terpadu. Sepertinya layak dicoba apabila ada pendukung dan dana, serta perencanaan yang matang. Untuk sementara ini hanya wacana saja. Jika ada yang mau mengembangkan, mohon komentar di blog ini. Terimakasih.
Label:
curhat
28 Jul 2011
Mistake
Sorry
First word I'm gonna say
Yesterday and even today
Things I wished the wind to bring away
Don't know which way to choose
And how to find a way back
on being like yesterday
I can't forget you
nor erase you out of mind
Just because that mistake
I'm cruel if doing so
This last days
before the day of forgiveness
Days ago
Said you had forgiven me and let go
I said nothing but regrets
You left me by the uncertainties
Which never cracked til tomorrow
Times and times you said enough
Times and times I tried to make it enough
Stopping the uncertain things which was chasing me around
Times and times I tried
To forget the mistake we had
Not to erase your owner pet
First word I'm gonna say
Yesterday and even today
Things I wished the wind to bring away
Don't know which way to choose
And how to find a way back
on being like yesterday
I can't forget you
nor erase you out of mind
Just because that mistake
I'm cruel if doing so
This last days
before the day of forgiveness
Days ago
Said you had forgiven me and let go
I said nothing but regrets
You left me by the uncertainties
Which never cracked til tomorrow
Times and times you said enough
Times and times I tried to make it enough
Stopping the uncertain things which was chasing me around
Times and times I tried
To forget the mistake we had
Not to erase your owner pet
25 Jul 2011
kolam kata tanpa makna
Surya masih menggagah di tengah rapuhnya negri. Memberi energi bagi setiap individu di muka bumi.
Alangkah sabarnya ia menyaksikan bumi disiksa makhluk2 mini tak berhati. Sering ia berdialog dgn langit mengadukan rasa perih nan ibanya kepada kekasih langit. Sungguh ia tak pernah bermaksud menyimpankan panas radiasinya hingga menutup kulit bumi. Semua ini hanya ulah dua tangan dan kaki manusia.
Melihat hijaunya rumput (negri) tetangga. Hal plg menyedihkan yg kurasa. Bukan. Bukan sekedar kehijauannya. Jika dibanding negri ini, mereka kalah. Hanya saja kekompakan mereka dlm.memajukan bangsa sendiri. Kejujuran yang jarang tampak d bumi pertiwi. Modal yg mereka dapat dari Allah hanya sekedar pulau tanpa beban gempa. Bahkan penduduk asli saja mereka tak punya. Namun hanya dlm waktu 70 tahun mereka perbarui semua.
Alangkah sabarnya ia menyaksikan bumi disiksa makhluk2 mini tak berhati. Sering ia berdialog dgn langit mengadukan rasa perih nan ibanya kepada kekasih langit. Sungguh ia tak pernah bermaksud menyimpankan panas radiasinya hingga menutup kulit bumi. Semua ini hanya ulah dua tangan dan kaki manusia.
Melihat hijaunya rumput (negri) tetangga. Hal plg menyedihkan yg kurasa. Bukan. Bukan sekedar kehijauannya. Jika dibanding negri ini, mereka kalah. Hanya saja kekompakan mereka dlm.memajukan bangsa sendiri. Kejujuran yang jarang tampak d bumi pertiwi. Modal yg mereka dapat dari Allah hanya sekedar pulau tanpa beban gempa. Bahkan penduduk asli saja mereka tak punya. Namun hanya dlm waktu 70 tahun mereka perbarui semua.
Label:
curhat
15 Mei 2011
Ngefans
Dalam persepsiku saat ini, menyukai seseorang yang tidak terjangkau itu lebih mudah daripada menyukai seseorang yang terjangkau. Karena menurutku, orang yang disukai itu tidak akan merasa terusik. Toh, bukan hanya aku seorang saja yang suka, tapi ribuan bahkan jutaan manusia memiliki rasa kagum yang sama terhadapnya. Malah dari kesamaan rasa kagum itu aku dan mereka -yang sama-sama menyukai orang itu- dapat bertukar info, gambar, dan cerita serta sama-sama mendukung orang itu dari belakang.
Sekalipun dia tau bahwa aku menyukainya, ia akan mengenalku sebagai anonim. Karena begitu banyak yang menyukainya, tak mungkin menghafal nama satu-satu. Apalagi penggemarnya ada di setiap jengkal bumi. Jadi kita juga gak peduli mau dia ngeh apa nggak, yang penting kita suka dia, dan dia gak merasa terganggu (lebih tepatnya saya mengganggunya), udah cukup. Terkecuali jika ia tak sengaja jatuh cinta padaku –mimpinyaa. Justru ini yang berbahaya. Walaupun hati senang melayang-layang karena mendapat sesuatu yang spesial dari orang istimewa –minta singkong dikasih keju- tapi siap2 tameng karena bakal dimusuhin fans nya, atau paling tidak, harus menyembunyikan jati dirimu karena akan mengganggu profesinya sebagai seorang artis.
Aku tau sih, kalau “Mengambil Panutan selain Rasulullah” itu kalo nggak haram ya makruh. Tapi sampai sekarang rasanya susah untuk menghindari wajah-wajah manis di layar kaca (baca: laptop), yang kayanya semakin hari semakin produktif dilahirkan ibu-ibu beruntung itu.
Menurutku, rasa cinta dan kagum yang aku ekspresikan antara kecintaan kepada Rasul, orang yang benar-benar kusukai, suamiku nanti dan mereka, akan sangat berbeda. You know why? Karena selama yang kupahami dan alami sendiri, ngefans itu histerianya cuma saat mereka ada dalam jangkauan panca indera ku saja. Yah, memang sih, kadang bayangannya melintas atau membuat kita mengimpikannya. Tapi tetap saja itu kan seolah-olah kita ‘melihat’ lalu histeria itu muncul.
Lalu, kenapa milih Artis Korea?
Hm, sebenarnya gak ada alasan spesifik untuk ini. Mau lokal, barat, Korea, Jepang atau Timur Tengah sekalipun, intinya ngefans kupikir sama aja. Aku lebih milih artis Korea, kenapa ya? Mungkin faktor wajah (siapa suruh terlahir ganteng, manis dan imut). Apalagi sudah jelas dalam Qur’an juga, senjata terlemah manusia adalah mata. Mau laki-laki, atau wanita, sama saja. Nah buat wanita, terutama saya yang penggemar musik dan cerita, faktor lainnya adalah lagu mereka atau karakteristik suara mereka. Kadang lagu yang dibawakan itu kalo bisa bikin saya tergerak (entah joget atau trenyuh), saya akan sangat menyukainya.
Ah intermezzo sedikit, yang ogah baca, abaikan. Waktu beberapa bulan lalu pas KBS Music Bank, dua andalan saya CNBLUE dan K.Will berebut kursi no.1 di chart musik tersebut. Dan akhirnya CNBLUE keluar sebagai pemenang dengan ‘Intuition’nya. Gara-gara si K.Will itu penyanyi ballad, aku langsung memainkan lagunya dalam pikiranku. Huaa, pengen nangis!!
Kadang seorang fans termasuk saya, menganggap mereka gak cuma sebagai pacar khayalan. Tapi juga kakak khayalan, adik khayalan, temen khayalan, ortu khayalan, de el el pokoknya diperlakukan seperti manusia yang kita kenal. Apalagi saya, yang notabene cuma kenal satu cowok paling ganteng di keluarga. Itu pun jarang di rumah. Jadilah kalo ngeliat yg seger-seger gitu langsung ijo lampunya. Haha. Makanya banyak para fans yang mencurahkan keinginan mereka untuk dekat dengan artis2 tersebut dengan membentuk dunia sendiri yang bernama Fanfiction.
Udahan dulu deh ocehan siang ini. Takut meleber lagi kemana-mana. Nanti digendong mbah surip lagi. Hayo, yang ngefans ama mbah Surip, ngacuung!!
Ria R. Ramadan
15.05.2011
PB C5, Yk
Sekalipun dia tau bahwa aku menyukainya, ia akan mengenalku sebagai anonim. Karena begitu banyak yang menyukainya, tak mungkin menghafal nama satu-satu. Apalagi penggemarnya ada di setiap jengkal bumi. Jadi kita juga gak peduli mau dia ngeh apa nggak, yang penting kita suka dia, dan dia gak merasa terganggu (lebih tepatnya saya mengganggunya), udah cukup. Terkecuali jika ia tak sengaja jatuh cinta padaku –mimpinyaa. Justru ini yang berbahaya. Walaupun hati senang melayang-layang karena mendapat sesuatu yang spesial dari orang istimewa –minta singkong dikasih keju- tapi siap2 tameng karena bakal dimusuhin fans nya, atau paling tidak, harus menyembunyikan jati dirimu karena akan mengganggu profesinya sebagai seorang artis.
Aku tau sih, kalau “Mengambil Panutan selain Rasulullah” itu kalo nggak haram ya makruh. Tapi sampai sekarang rasanya susah untuk menghindari wajah-wajah manis di layar kaca (baca: laptop), yang kayanya semakin hari semakin produktif dilahirkan ibu-ibu beruntung itu.
Menurutku, rasa cinta dan kagum yang aku ekspresikan antara kecintaan kepada Rasul, orang yang benar-benar kusukai, suamiku nanti dan mereka, akan sangat berbeda. You know why? Karena selama yang kupahami dan alami sendiri, ngefans itu histerianya cuma saat mereka ada dalam jangkauan panca indera ku saja. Yah, memang sih, kadang bayangannya melintas atau membuat kita mengimpikannya. Tapi tetap saja itu kan seolah-olah kita ‘melihat’ lalu histeria itu muncul.
Lalu, kenapa milih Artis Korea?
Hm, sebenarnya gak ada alasan spesifik untuk ini. Mau lokal, barat, Korea, Jepang atau Timur Tengah sekalipun, intinya ngefans kupikir sama aja. Aku lebih milih artis Korea, kenapa ya? Mungkin faktor wajah (siapa suruh terlahir ganteng, manis dan imut). Apalagi sudah jelas dalam Qur’an juga, senjata terlemah manusia adalah mata. Mau laki-laki, atau wanita, sama saja. Nah buat wanita, terutama saya yang penggemar musik dan cerita, faktor lainnya adalah lagu mereka atau karakteristik suara mereka. Kadang lagu yang dibawakan itu kalo bisa bikin saya tergerak (entah joget atau trenyuh), saya akan sangat menyukainya.
Ah intermezzo sedikit, yang ogah baca, abaikan. Waktu beberapa bulan lalu pas KBS Music Bank, dua andalan saya CNBLUE dan K.Will berebut kursi no.1 di chart musik tersebut. Dan akhirnya CNBLUE keluar sebagai pemenang dengan ‘Intuition’nya. Gara-gara si K.Will itu penyanyi ballad, aku langsung memainkan lagunya dalam pikiranku. Huaa, pengen nangis!!
Kadang seorang fans termasuk saya, menganggap mereka gak cuma sebagai pacar khayalan. Tapi juga kakak khayalan, adik khayalan, temen khayalan, ortu khayalan, de el el pokoknya diperlakukan seperti manusia yang kita kenal. Apalagi saya, yang notabene cuma kenal satu cowok paling ganteng di keluarga. Itu pun jarang di rumah. Jadilah kalo ngeliat yg seger-seger gitu langsung ijo lampunya. Haha. Makanya banyak para fans yang mencurahkan keinginan mereka untuk dekat dengan artis2 tersebut dengan membentuk dunia sendiri yang bernama Fanfiction.
Udahan dulu deh ocehan siang ini. Takut meleber lagi kemana-mana. Nanti digendong mbah surip lagi. Hayo, yang ngefans ama mbah Surip, ngacuung!!
Ria R. Ramadan
15.05.2011
PB C5, Yk
Label:
curhat
23 Nov 2006
Gak enaknya dirawat inap...
Pernah gak sih ngerasain di rumah sakit berhari-hari? Jangan pernah mau nyoba deh! Aku aja dari Selasa malam(14/11) minggu lalu, SANGAT merasakan gak enaknya rumah sakit. Baru sehari aja rasanya kayak gak pulang-pulang. Mana selang infus nempel terus di tangan, capek deh bawa-bawanya. Maklum, baru kali ini aku masuk kamar rawat inap. Mending waktu itu, cuma dirawat sampai hari Kamis aja. Itu pun dikarenakan teman-temanku menungguku karena 'katanya' pada pengen njenguk aku. Ternyata beberapa teman yang nakal hanya memanfaatkan agar waktu hafalan pada seorang guru tertunda. "Bahkan kalo bisa ditunda minggu depan," kata seorang teman. Tapi, entah karena kecapaian melayani atau apa, Kamis sorenya kepalaku pusing lagi. Badanku anget lagi. Jadi Jumat sorenya ayah ibu membawaku kontrol ke dokter yang menanganiku kemarin. Setelah diperiksa, ternyata aku radang tenggorok. Disuruh dokter dirawat inap lagi. Awalnya aku dapat kamar VIP gara2 kamar kls 1 penuh. Tapi yang namanya sakit, di kamar semewah apa pun pasti tetep gak enak. Huh..~ Untung sekarang udah di rumah lagi. Insya Allah aku gak akan masuk rumah sakit lagi. Apalagi dirawat inap kayak kemarin.. Gak janji deh!!^-^-Rimie-^-^
Label:
curhat
Langganan:
Postingan (Atom)