27 Mar 2013

Simbah Putri

Wajah berpadu dengan remang cahya
Di sela kau tuliskan sebuah kisah
Tentang dirimu

Di tiap lembarnya
Kau tinggalkan segores nama
seorang wanita

Kau berkata, cantik parasnya
Kau jelaskan, anggun tata lakunya
Kau sematkan, kelembutan tutur katanya

Dan jemarinya
yang tak pernah terpangku
Ada saja yang dia lakukan
untukmu, kebutuhanmu
Tak pernah alpa kau cium
sebelum melangkah keluar rumah

Meski peluh membanjir
Meski keriput menggerus pipinya
yang dahulu ranum dan panen puji
Meski lelah memendam cita-citanya
Dia tahu, bahwa kamu
Kamulah yang akan mewujudkan cita-cita itu
Kamu yang akan berada di garda depan
Dengan ujung tombak terasah tajam
Siap berjuang mengumpulkan ilmu pengetahuan

Itulah yang membuat wajahnya nampak rupawan
Karena ia selalu tersenyum kala menyapamu pulang
Tak lupa menyuruhmu makan dan sembahyang
Menemanimu setiap malam

Demikian hebohnya engkau bercerita tentangnya
Seheboh tangismu kala kepergiannya
Seorang wanita yang merawat dirimu sejak kecil
Seorang nenek yang teramat sangat kau sayangi

Hingga selalu bila kubaca buku itu
Kutemukan bekas air mata
air mata bahagia
Rasa syukurmu pada Tuhan
telah dipertemukan dan dirawat sedemikian rupa
Serta doa yang tak pernah putus
hingga kini kau lulus dan memulai usahamu
Melangkah membuka jendela dunia

RRR. 27.03.2013
Teruntuk dirimu dan wanita terhormat itu
semoga Allah menempatkan beliau di sisiNya

26 Mar 2013

Rimie, Keep Your Head Down!

Hard to say, hard to move.
No words can said. No dreams to wander.
But feeling this i cannot assure.

Sekian hari sudah aktivitas kerja praktekku berakhir. Sekarang aku harus kemana? Next step: Membuat laporan KP. Tapi, aku sedikit terganggu dan malah ketika crossed itu berakhir, kekesalanku memuncak. Mungkinkah, karena selama kemarin aku berusaha menyisihkannya? Dan oh, rupanya karena seonggok kardus ini pula.

Masalah sepele, namun terkadang jika kesepelean itu terus diulang, menimbulkan keraguan orang lain dalam dirimu. Mungkinkah selamanya wanita yang harus ditempatkan dalam hal kepercayaan memegang hal detil? Dan ketika sang wanita penanggung jawab itu harus libur sementara untuk tugas yang lebih penting, masih harus dikejar dengan urusan itu semua? Bahkan dipaksa untuk menyelesaikannya hanya karena semua hal kecil itu dibuat atas nama dirinya?

Aku merasa ditipu.

Apakah aku terlalu polos sehingga mudah ditipu? Ya.
Apakah aku terlalu bodoh dan mudah diperdaya? Ya.
Bagaimana lantas seharusnya ku bersikap? Entah.

Ketika sebuah kepercayaan itu luntur, dan ketika saya merasa ketidakadilan berada di pihak saya, bisakah anda sedikit menurunkan hati dan kepala untuk mendengar dengan legawa apa yang saya utarakan?

"Dunia ini hanya permainan dan senda gurau."

13 Mar 2013

Gamang

Aku tahu, ini hanya sekedar keterlambatan pendaftaran KKN. Tapi karena satu dan lain hal, aku benar-benar galau akan hal ini. Bahkan nyaris bunuh diri.

Aku mungkin memang termasuk orang yang sangat sensitif terhadap perasaan yang kumiliki. Terlalu mengambil hati, terlalu kekanakan. Entahlah, namun yang kurasakan ini semua adalah buah. Buah dari didikan ibuku yang selalu membuatku mengalah, pertama terhadap adikku, namun kelamaan, aku menjadi orang yang mudah menyerah. Mudah patah arang, mental pengecut.

Dan juga, didikan ibuku yang jika kuistilahkan, "serba ada". Ya, sedari dulu ibu selalu bilang padaku, "Jangan khawatir, kan masih ada mama." Berkebalikan dengan sahabatku yang ibunya selalu mengingatkan, "Ibu tak selamanya ada, lho."

Mungkin itu sebabnya aku selalu menjadi orang yang sangat mendahulukan kepentingan orang lain dibanding kepentinganku sendiri. Karena aku selalu merasa tak berhak, merasa masih ada yang akan memberiku itu. Dan kini, didikan itu berbuah keliru.

Aku menjadi seperti ini. Yang dibilang orang kurang prihatin lah, boros lah, gampangan lah, dan segalanya. Aku selalu takut menjadi pemimpin, meski sudah berkali mendapatkan Latihan Dasar Kepemimpinan ketika sekolah dulu. Karena lagi-lagi aku merasa tak pantas.

Aku yang sekarang, bertambah jauh lebih parah ketimbang dulu. Ditambah rasa malasku yang bermitosis lebih cepat dari yang kubayangkan. Diiringi oleh otakku yang entah mengapa semakin bodoh. Ya, aku memang bodoh. Bodoh, lagi pengecut.

Apa yang bisa kauharap dariku? Kata-kata basi yang tak pernah bisa dijual? Atau angan-angan hampa yang takkan pernah terwujud? Sesuatu yang tak nyata, yang hanya dapat kaujumpai di dunia maya.

Wujud sejatiku adalah bodoh, pengecut yang tiada tandingnya. Ya, inilah aku. Yang lagi-lagi terlambat untuk sesuatu yang seharusnya kucapai.