26 Jul 2016

Henti dan Rindu

Seketika semua berhenti.
Seketika semua kurindu.

Aku rindu padamu. Aku rindu, setelah waktu-waktu yang tercuri. Aku rindu, menatap dan mulai menarikan jemariku di atasmu. Menjadi yang terbaca di hadapmu kini.

Seketika semua tugas akhir resmi selesai. Seketika euforia sidang menghempas, puasa, dan lebaran pun larut dalam suka. Lalu sekarang, rasanya semua hilang. Rasanya kosong, lega bercampur pengap. Persahabatan yang terjalin, kawan lama yang menyapa, guratan sepi yang ingin dibuang.

Rindu, rindu kepada ia, sahabat yang tinggal hitungan jam akan berpindah ke negeri tetangga. Sahabat yang belum sempat bertatap muka karena kesibukan fana. Rindu, rindu yang menyesakkan.

Rindu, rindu kepada ia, sahabat yang masih di negeri yang sama, namun tak jua jumpa. Lagi-lagi kesempatan belum rela. Rindu, rindu yang menyesakkan.

Dan sudah lima jam sejak kudapatkan pekerjaan sementara. Dari ibu dosen yang mulia. Untuk mengisi kekosongan diantara wisuda. Sembari menyiapkan untuk pembukaan penginapan lagi.

Daun pun gugur demi kebaikan sang pohon. Burung pun terbang jauh demi mencari pakan sang anak. Namun mereka tak pernah berhenti berusaha. Karena itulah bentuk terimakasih mereka kepada Sang Pemberi Hidup.

"Maka selesainya engkau dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain." - Al Qur'aanul Kariim