27 Mar 2012

Huh..

Terlalu bodoh tuk mengerti. Aku memang bodoh. Terlalu banyak hal yang kulihat namun tak dapat kuserap dengan baik. Banyak hal mengawang, tak ada satu pun yang kutangkap. Penat. Beban rasanya bertumpuk di kala diri merasa sok kuat, sok hebat. Inilah aku.

Otakku kah yang menyusut atau dunia yang makin memuai? Serasa terlalu sempit untukku mengolah lagi liku dunia. Padahal dengan perbandingan manusia, aku baru saja akan memulai puncak kejayaan. Banyak hal yang tak penting, larut kupikirkan. Banyak pula hal yang penting dan malah luput dari pandangan.

Dunia memang berubah. Otak ini tak seencer dulu lagi. Membrannya tak lagi berongga untuk dapat menyerap waktu. Seseorang yang dulu dekat, kini menjauh. Hingga tak nampak jejaknya yang pernah mendampingiku. Janji yang telah menculiknya. Menculiknya dari kubikel waktu yang dulu sebagian besar kami isi bersama. Dia berubah, dari sosok yang dulu kukagumi setengah mati, menjadi sosok yang kupandang sebelah mata, begitu juga di mata umum.

Tahukah kau, tingkah lakumu begitu mencolok? Justru kelenyapanmu yang begitu menumpuk membuat orang tak acuh akan dirimu. Sadarkah? Aku tak tahu mana jalan yang sungguh-sungguh benar, jalanku atau jalanmu. Adakah jalan ini akan menyatu lagi di waktu yang tak pernah kita duga kapan datangnya?

Banyak hal berlalu, banyak hal yang makin tak kutahu. Terpaku dengan mulut membulat sempurna, menatap orang-orang hebat yang tampil di depan maupun yang bicara di belakang. Dan aku berada di antaranya, hanya memandangi tanpa pernah bercampur.
 

Yogya, 27 Maret 2012
Di kerumunan yang mengucilkanku.

0 komentar:

Posting Komentar