24 Mar 2010

Pak Harry's Angels made by Mie

Tertawala sekencang-kencangnya!!
Permalukan aku sehina-hinanya!!
Berikan aku hukuman sesiksa-siksanya!!
Mengapa?

Karena hari ini aku sama sekali gak konsen kuliah Estetika Arsitektur. Sporadis isi kuliah itu di telingaku. Mataku hanya menuju ke sebuah buku di hadapanku. Buku kecil berisikan sebuah gambar yang membuatku tak mempedulikan Pak Harry berbicara.

Di buku kecil itu, ada sesuatu yang membuatku lebih tertarik untuk bergumul. Sesuatu yang lucu dan ingin kulanjutkan. Sesuatu yang lebih menarik daripada gambar-gambar menakjubkan di Slideshow Pak Harry.

Dan sesuatu itu adalah
Sebuah gambar.

Gambar yang kuciptakan karena terinspirasi Iffa, Nyit, Yuni, dan Tika. Mereka begitu tertarik pada sang dosen. Dari sebelum masuk, mereka sudah mengetahui bahwa dosen yang akan mengisi kuliah adalah Pak Harry. Maka mereka berebut tempat duduk paling depan. Tapi saat itu, Tika tidak bersama mereka.

Aku termasuk dalam rombongan yang berada di musola teknik dan bersama-sama menuju ke kelas. N, I, dan Y langsung menuju ke depan. Tampaknya Nyit paling getol, dia hendak mengisi barisan kedua dari depan. Sementara barisan kursi yang ramai terisi saat itu adalah barisan keempat. Uti memilih baris ketiga saja, Iffa setuju. Nyit pun mengikuti dengan mimik sedikit kecewa. Aku pun ikut mereka.

Beberapa saat setelah duduk, rombongan Haris, Hanief, Gata, Gery dan 2 orang lagi datang dan berjalan ke depan mencari tempat duduk. Mereka mengambil barisan di depan kami. Bisa kulihat jelas ekspresi kecewa Iffa dan Nyit, tampaknya Yuni tak terpengaruh. Mereka protes kepada pria-pria di depan itu. Mereka heran sesaat, tapi langsung maklum dan malah sedikit memanas-manasi.

Entah kapan tibanya, tapi sesaat sebelum mulai, satu kursi di pojok tengah (baca : paling dekat dengan podium) diduduki oleh TIKA. Begitu Iffa dan Nyit menyadarinya, mereka memanggil gadis berkacamata bingkai tebal itu. Mereka menunjukkan muka iri. Sedangkan Tika hanya membalasnya dengan senyuman. Senyuman Kemenangan.

Dan sepanjang kuliah, yang kuperhatikan mereka lebih banyak membahas si pembicara daripada yang dibicarakan oleh si pembicara. Dalam hati aku berujar, "Dasar, masa muda!"

Lalu mulailah aku terpikir ide itu. Ide untuk membuat sketsa mereka berempat plus sang idola. Aku menamai gambar itu Pak Harry's Angel. Lalu kuberi frame kecil dan kugambar dua gadis berjilbab di kiri-kanannya (satu kiri, satu kanan). Satunya heran, satunya tertawa sampai sakit perut. Lalu kutunjukkan pada Iffa dan Nyit. Mereka tersenyum dan tersipu malu. Lucunya dua bocah ini, batinku. Sebaliknya dengan Tika. dia malah excited banget. Sekian.