25 Jun 2010

The Rest of The Month of June 250610-09:33

Di sisa Juni yang menjadi penutup Ujian Akhir Semester Genap 2010/2011 ini, aku disibukkan dengan banyak jalan-jalan. Hehehe..

Purwokerto, sebuah kota yang khas dengan tempe mendoan dan objek wisata Baturraden. Kota ini akan menjadi tempat refreshingku yang pertama. Bukan sekedar wisata rekreasi, tapi juga dalam rangka menjalin silaturahmi. Karena di rumah kerabat yang berada di Purwokerto, keluarga besarku akan mengadakan pengajian. Yang jadwalnya rutin setiap 3 bulan sekali. Acara di Purwokerto ini akan digelar lumayan besar. Karena waktunya memang dipaskan pada saat liburan sekolah. Bisa dibilang seperti reuni keluarga. Acaranya akan memakan waktu 2 hari. Hari pertama akan diisi dengan perjalanan dan acara pengajian yang menjadi agenda utama. Hari kedua akan diisi dengan wisata ke Owabong.

Selang sehari, yang entah akan kugunakan untuk beristirahat atau bersibuk2 pindahan, ada agenda kuliah lapangan yang tertunda. Kami akan berwisata arsitektural ke Kampung Naga yang berada di antara Garut dan Tasikmalaya. Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari. Dari tanggal 29 Juni hingga 1 Juli 2010. Ini juga tidak bisa disebut murni wisata, karena nantinya kami akan diberi tugas sketsa dan dikumpulkan hari itu juga. Senangnya aku, di sini aku selain sebagai peserta, juga jadi panitia. Selain itu, di hari terakhir kami akan sedikit melancong ke kota peuyeum Bandung. Di kota tempat ITB itu berada, aku akan dijemput orangtuaku dan langsung bertolak ke Tangerang. :)

Heemm.. lumayan panjang ya agendaku. Semoga bisa tetep sehat dan fresh menjalaninya. Oh ya pembaca, doakan aku ya, aku lagi agak batuk ni.. Doakan supaya cepat sembuh.. :) Makasih.. (:

22 Jun 2010

SEMBAHYANG RUMPUTAN - A. Yosi Herfanda

walau kaubungkam suara azan

walau kaugusur rumah-rumah tuhan

aku rumputan

takkan berhenti sembahyang

:inna shalaati wa nusuki

wa mahyaaya wa mamaati

lillahi rabbil ‘alamin



topan menyapu luas padang

tubuhku bergoyang-goyang

tapi tetap teguh dalam sembahyang

akarku yang mengurat di bumi

tak berhenti mengucap shalawat nabi



sembahyangku sembahyang rumputan

sembahyang penyerahan jiwa dan badan

yang rindu berbaring di pangkuan tuhan

sembahyangku sembahyang rumputan

sembahyang penyerahan habis-habisan



walau kautebang aku

akan tumbuh sebagai rumput baru

walau kaubakar daun-daunku

akan bersemi melebihi dulu



aku rumputan

kekasih tuhan

di kota-kota disingkirkan

alam memeliharaku subur di hutan



aku rumputan

tak pernah lupa sembahyang

:sesungguhnya shalatku dan ibadahku

hidupku dan matiku hanyalah

bagi allah tuhan sekalian alam



pada kambing dan kerbau

daun-daun hijau kupersembahkan

pada tanah akar kupertahankan

agar tak kehilangan asal keberadaan

di bumi terendah aku berada

tapi zikirku menggema

menggetarkan jagat raya

: la ilaaha illalah

muhammadar rasululah



aku rumputan

kekasih tuhan

seluruh gerakku

adalah sembahyang



1992

"Kenangan masa SMA"

21 Jun 2010

pacaran isn't my principal

Mempertahankan prinsip memang bukan hal mudah. Tidak seperti menggigit kue tart.
Prinsip tentang apapun itu. Dan seringkali prinsip yang ingin aku pegang teguh banyak terkena iming-iming untuk melanggarnya. Prinsip yang mungkin untuk remaja lainnya perkara sepele. Tapi tidak bagiku.

Aku sejak smp memang memegang prinsip tidak akan pacaran sampai menikah. Biarkanlah hati ini menyimpan nama-nama yang menjadi kandidat utama, namun tidak untuk menarik orang-orang itu. Walaupun seringkali nama-nama itu berganti seiring hatiku berubah haluan. Kan rasa suka itu fitrah, asal tidak diumbar.

Tapi juga, aku sering curhat ke teman-temanku saat aku berpapasan atau mempunyai sesuatu tentang salah seorang dari mereka. Semoga ini bukan sesuatu yang disebut mengumbar.

Aku, walopun menolak untuk pacaran, tapi aku senang jika melihat teman-temanku berpasangan. Apalagi yng menurutku memang cocok. Aku masih belum bisa melarang mereka terang-terangan. Bahkan terkadang aku malah iri atau kepingin saat melihat mereka sedang 'akur'. Karena mereka saling mengisi satu sama lain. Saling membantu, walau tak jarang juga lebih terlihat 'diperalat'. Setidaknya mereka punya orang yang bisa dicurhati, yang berdiri di barisan terdepan untuk memberi dorongan bagi mereka. Yang bisa membantu menyelesaikan tugas sehingga lebih cepat selesai. Ah, segala macam. Di saat-saat seperti itulah aku ingin seperti mereka.

Tapi aku sendiri jijik kalau melihat orang berpacaran yang berlebihan. Contohnya, pegangan tangan kemana-mana, kepala selalu bertengger di pasangannya, atau berpelukan/berciuman di depan umum. Terlebih jika si pelaku adalah gadis berjilbab. Aku merasa jijik. Makanya aku berkaca pada kejadian-kejadian itu dan merasa jijik. Aku tidak masalah jika teman-teman berjilbab ini pacaran, asal tidak bersentuhan.

Dan godaan terbesar adalah, malahan ibuku menyuruhku untuk pacaran atau setidaknya punya teman dekat lawan jenis yang bisa dikenalkan pada keluarga. Sebelum lulus S1 pokoknya harus ada katanya. Ya Rabbi, help me..

Maaf yang tersinggung atas curahan pikiran saya ini.

20 Jun 2010

Let me see their light

Dua bintang yang terus menghias langitku akhir-akhir ini
Hanya satu yang mudah kugapai
Satunya bukan menjauh
Tapi sering tertutup awan
Atau termakan cahaya bulan
Tapi ku tak mungkin menyimpan keduanya
Karena hanya satu tempat yang butuh sinarnya dalam diriku