17 Mei 2012

Hujan II

Hujan, kuharap engkau datang malam ini. Atau esok pagi. Secepatnya.
Biarlah kawanmu si awan mendung menyamarkan keberadaan kami.

Hujan, datanglah. Deraslah. Sapulah. Sapu semua kedamaian yang ada di dalam diri ini.
Sapu dengan rasa syukur terindah yang pernah ada. Rasa syukur yang membuatku mengerti.
Adanya mereka adalah alasanku di sini. Alasanku untuk berjuang dalam arus globalisasi.
Keluarga, tempatku berasal. Tempatku kembali.

Hujan, Iringilah. Setiap detak yang tak henti. Setiap butir yang bergulir.
Jatuh ke pangkuanku. Menembus pakaian dan menyayat kulit.

Hujan, hujan, hujan. Kupanggil engkau. Sebagai selimut untuknya berlindung.
Gantikan aku. Hibur dia, jagalah ia. Lindungi matanya agar engkau tak berpindah ke bola matanya yang tajam. Bola matanya yang hitam, yang selalu menatap diriku dalam. Menatap diriku dalam malam.

Hujan. Hujan. Hujan.

---
Rimie Ramadan
17.05.2012

0 komentar:

Posting Komentar