29 Sep 2012

Cericit Sore

Kuawali dengan kata maaf untuk sore yang begitu menyegarkan ini. Supaya para pembaca pun memaafkanku dengan hati yang lapang, kalau aku pernah melakukan/memposting hal kurang menyenangkan di blogku.

Tujuanku ngeblog sore ini ada dua. Pertama, bercerita tentang perjalanan survey tadi. Biasa, laporan blusuk-memblusuk kayak kemarin. Dan harusnya double chapter, soalnya saya sempet lupa mencatatnya untuk episode yang lalu. Tapi, sepertinya laporan itu bakal saya tulis di postingan berbeda.

Kalau begitu langsung saja yang kedua ya. Sebenarnya yang kedua nih adalah hasil blusukan pemikiranku yang suka menjalar-jalar kayak ular naga. Hehe. Dan sebenarnya adalah disebabkan oleh hal kurang menyenangkan yang kualami beberapa hari ini.

Aku menyimpulkannya sebagai "cinta itu sederhana". Banyak hal yang tidak kita mengerti yang sering terjadi dalam hidup kita. Dalam diriku, fenomena atheis jadi salah satunya. Anda bisa out dari blog saya jika kurang berkenan. Saya sedikit tergelitik akibat tulisan teman saya disini

Atheis, kehidupan tanpa Tuhan. Kehidupan tanpa percaya bahwa ada suatu dzat yang sudah berjasa tak terhingga dalam kehidupan. Dulu saya menganggapnya biasa karena saya tak ingin terjerumus. Tapi kini, jika saya mendengar seseorang tidak percaya lagi dengan keberadaan Tuhan, saya jadi sedih dan takut.

Untuk membayangkan saja sudah ngeri, apalagi menjalaninya. Bahwa ketika kita terlahir ke dunia, kita hanya terlahir begitu saja. Tanpa tujuan dan pesan apa-apa. Lalu buat apa kita hidup? Buat apa kita kenal ayah-ibu, kenal alam sekitar, buat apa kita mencari uang, buat apa kita bertahan hidup? Hiii..

Padahal jika diulur dari awal sebelum kita lahir saja, ada suatu keajaiban yang telah digariskan. Dari sekian juta sel sperma ayah kita, hanya satu yang berhasil menembuas dinding sel telur di rahim ibu kita yang mulia, yang akhirnya menjadi kita. Dari situ, muncul keajaiban lagi. Sel-sel itu membelah menjadi bagian tubuh kita, hingga akhirnya tubuh itu terbentuk sempurna. Kemudian ditiupkan jiwa kita ke dalamnya. Sampai akhirnya kita terlahir ke dunia. Kelahiran kitalah yang membawa kabar gembira bagi dunia. Mustahil jika itu hanya sebuah kebetulan. Pastilah ada yang telah merencanakan. Dari situ kita mengenal Tuhan.

Ketika kita lahir, kelahiran kita bagaikan angin surga bagi orang tua. Tak ada orang tua yang tak gembira melihat kelahiran buah hatinya, se-tak sempurna apapun keadaan bayi itu. Bahkan jika kelahiran kita hanya sebentar.

Maaf, karena sekali lagi ini catatan acak, saya teringat lagu yang pernah saya buat. Kira-kira begini isinya,
"Dunia takkan pernah sama, jika kau dan aku tiada. Dunia takkan pernah sama, jika kau dan aku tak bersua."

Isi lagu itu kurang lebih sama dengan lagu ciptaan Dewi Lestari yang menjadi OST film Perahu Kertas yang isinya kurang lebih seperti ini, "Kubahagia, kau telah terlahir di dunia, dan kau ada di antara milyaran manusia."

Ya, penciptaan kita pastilah suatu kabar gembira bagi dunia. Bahwa kita ada, sudah cukup untuk membawa pengaruh sekecil apapun di dunia ini. Baik atau buruk, itu ada di tangan kita. Yang pasti semua kehidupan kita sebenarnya sudah didikte oleh Sang Pembuat Skenario. Sudah ada petanya. Tapi kita juga diberi pilihan, mau alur cerita seperti apa. Siapakah dibalik itu? Pastilah Dzat yang Maha Berkuasa di dunia. Dialah yang disebut Tuhan.

Cinta itu sederhana, sesederhana Tuhan menciptakan kita ke dunia. Maka cinta yang sederhana itu, harus kita balas dengan hal yang sama. Yaitu mencintaiNya. Dengan cara apa? Berterimakasihlah padaNya melalui ibadah-ibadah yang telah diajarkan melalui wakil-wakilNya.

Dalam agama saya, Islam, ibadah itu sederhana. Yaitu menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Salah satu perintahNya adalah solat 5 waktu. Masih banyak muslim yang sering meninggalkan solat. Berbagai alasan dibuat, ada kerjaan lain lah, males lah, kebanyakan lah. Dulu pun saya sering begitu. Tapi begitu sadar bahwa, semalas dan secuek apapun saya terhadap Allah, Allah masih dengan kasih sayangNya yang tak terhingga memberikan saya nafas, membangunkan saya di kemudian hari. Dan saya hanya harus membalas kasih sayang itu, minimal dengan 5 kali solat. Se-ringan itu.

Itulah cinta yang sesungguhnya. Cinta Tuhan terhadap kita. Yang tetap mencintai kita sebebal apapun kita terhadapNya. Makanya saya menganggap kalau atheis itu orang paling tak tahu diri dan tak tahu terimakasih.

Sejujurnya alasan saya semangat menuliskan ini juga karena saya habis sakit hati. Saya punya kekasih yang seringkali tanpa sengaja menyakiti saya. Hanya dengan kata-kata. Ya, mungkin saya terlalu sensitif sehingga hanya dengan kata-kata atau perilaku dicuekin, saya jadi kesal bukan main. Di situlah saya bercermin, ada cinta yang takkan pernah menyakiti. Cinta yang bahkan membuat kita hidup setiap hari, setiap detik. Walaupun disakiti terang-terangan, tetap mencintai kita tanpa pamrih. Gak senyebelin pacar saya, apalagi sesensitif saya.

Lihat saja hari ini. Saya habis 2 hari kurang tidur dan kerja terus, plus hari ini survey dan nyaris dehidrasi. Saya curhat ke kekasih saya itu, bahwa hari ini saya lelah sekali sampai nyaris pingsan. Lalu dia bilang begini, "Bukannya kamu membonceng? Harusnya lebih capek yang boncengin kamu dong. Apalagi badan kamu besar." Hati saya panas. Niatnya mau curhat supaya lelah itu membaik, justru kebalikannya. Saya tambah sebal.

Lain sekali dengan takdir Allah hari ini. Dia mengerti saya lelah dan memberi tanda dengan lemasnya saya, dehidrasi saya. Lalu ketika saya menolak sebuah agenda dan lebih memilih istirahat, Dia memberikan saya ekstra waktu istirahat dengan cara membatalkan agenda saya yang rencananya setelah ashar hingga maghrib. Dia mengerti, bahwa saya berusaha merawat pemberianNya. Merawat tubuh saya dan Dia menggantikannya dengan tambahan waktu istirahat. Tuh kan, cinta itu sederhana? Sesederhana saling pengertian antara kedua pihak.

:')

Terimakasih ya Allah, Kau telah memberiku kesempatan hari demi hari tuk jalani kehidupan. Menjalani skenarioMu yang indah pada waktunya. Terimakasih untuk keajaiban dan rasa pengertianMu yang agung. Kaulah cinta sejati. :')

Sekian saja cericit sore hari ini, makasih juga buat pembaca yang sudah tahan membaca hingga baris ini. Semoga Tuhan memberikan kalian anugrah sesuai apa yang kalian butuhkan.

:D

Rimie pamit, mau solat Maghrib :D

0 komentar:

Posting Komentar