6 Des 2013

Titik Temu

Judul. Hal dimana aku selalu berbenturan. Bagiku, menulis isi seratus halaman masih bisa ditolerir. Namun bila judul saja masih belum pasti, aku harus apa?

Judul itu esensi. Tulang punggung seluruh isi. Muka bagi kepala. Benang merah dari seluruh halaman dalam karya. Yang ketika kau selesai menjelajahi karya itu, kau mengerti mengapa karya itu diberi judul demikian.

Entahlah. Aku sudah tak berminat. Sejak lama. Sejak aku terjungkir balik oleh fakta. Sejak telah kuungsikan diri pada semesta. Sejak aku berlutut untuk minta pengampunan atas dia. Duniaku berubah. Tak lagi secerah dulu. Ibarat hijab, duniaku sekarang dua lapis. Di luar cerah, warna warni. Namun di dalam hitam kelam.

Semangatku hanya untuk menghindarinya. Menghindar dari semuanya. Semua orang semua hal memaksaku menghadapi. Namun aku jenuh. Ketika ingin kuhadapi, seakan aku ingin menangis. Ketakutanku terlalu besar, sedang otakku makin menyempit. Otak yang dulu cair, kini mengental. Beku.

Titik Temu. Hanyalah kata ketika aku bisa menjawabnya. Ketika aku bisa tersenyum dan membusung dada. Mengangkat dagu, tanpa emosi meledak. Aku tak tahu kapan itu terjadi.

25 Nov 2013

Row Your Boat

row row row your boat gently down the stream, merrily merrily merrily merrily life is but a dream.

Selama saya menjadi mahasiswa, dan sekarang pun masih, entah mengapa kehidupan saya makin kacau balau. Akhir-akhir ini saya terombang ambing. Banyak serangan datang tanpa henti. Entahlah, tapi rasanya begitu.

Sabar. Entah berapa orang bilang ini pada saya. Tapi sejak beberapa bulan menginjakkan kaki di dunia perkuliahan, saya sudah muak. Sempat ingin pindah jurusan atau universitas. Bahkan hingga sekarang yang sebenarnya sudah tahap akhir, saya sedikit menyesal.

Saya pusing. Ditambah banyaknya masalah pribadi tentang hubungan yang sedang saya jalani. Bukan dua pihak saja, namun beberapa pihak turut bercampur. Sabar. Lagi-lagi itu yang dikatakan hati. Saya terlalu pesimis dan memang daya juang saya rendah. Saya sudah bosan.

Terlalu banyak ombak dan karang. Jika tersandung sedikit saja, lukanya bisa lebar atau dalam. Cukup, itu saja. Saya ingin sebuah rakit. Tak perlu kapal mewah, saya hanya butuh sebuah rakit. Rakit dari Langit. Ya, jika itu ada.

29 Okt 2013

Heart Blows

Life is under the name of Love. Love from God, parents, you can find it everywhere. And it would be special  if you find them under some-unknown-body's heart. It suddenly came. Makes your heart beats faster. Make your dreams nicer. Makes everything seems new. That's when you found a soul mate.

Things you cannot do, they do. Things they cannot see, you see. The world seems beautiful if you treasure it in two. Like you live in such fantasy.

But why, dear? You made it so hard lately. I can't trust you in things. You made shame of me. You betray me, never can do things right. You said "A", i did "A". You said "K", i do like your order. But when i'm mistaken, you just stood there out of me, and laugh like i made a very-very-very-silly thing. Have you ever fell into that thing? Since you're a heart of mine, i always forgive you then. But again and again you made this stress on me.

You know what? I'm not a rational minded. I'm most did everything on my will, on my heart. So when i'm stuck on this kinda matter, i just cannot do things right. Same with another past. When I fell in love with somebody here in this damn campus. And i just cannot do anything. I messed up my work, my study, everything. Back then, you came. Think of some fairy tale, i thought you are the mend of my heart. Things are easier back then.

Now it's up and down. I don't know what to do.

7 Okt 2013

Aidan Hamzah

Namanya Aidan. Wajahnya biasa, berkacamata dengan rambut cepak. Tingginya sekitar 170 cm, pun tidak setegap model majalah remaja. Warna kulitnya sawo matang, tipikal pribumi Jawa. Hanya saja, dia adalah manusia yang membuat semua wanita terpesona. Satu kata kunci, senyumannya.

Pemuda itu senang berkebun. Tak jarang ia membawa hasil kebunnya ke kampus untuk dicicipi oleh mahasiswa lainnya. Ia tahu bahwa buah-buahnya merupakan sesuatu yang sangat istimewa bagi mahasiswa ngekos. Seistimewa dirinya yang masih sempat berkebun di antara tugas kuliah yang menumpuk.

Aidan atau Dan saja, begitu teman-temannya biasa memanggilnya. Bukan tergolong mahasiswa dengan kejeniusan tinggi, pun tidak dengan kerajinan superpesat. Tapi keloyalannya terhadap teman-temannya bisa diacungi jempol. Ia selalu tersenyum, tanpa pernah berkata tidak. Terutama jika ia sedang tersipu malu, semua wanita gemas ingin mencubit pipinya. Terlalu manis, mengalahkan gula jawa.

24 Jul 2013

Dentang

Tik.

Aku duduk di ruang tamumu. Isi pikiranku masih ringan.

Tik. Detik kelima.

Kupandangi langkahmu yang terburu, mengambil ponsel yang deringnya memanggilmu.

Tik. Detik keenam puluh.

Kujelajahi jejakmu dengan ekor mataku. Engkau kemudian pamit, lalu mengejar waktu. "Tunggulah sebentar," katamu.

Tik. Detik keenam puluh lima.

Aku iri. Aku memaki pada ponselmu. Memaki pada gerak-gerikmu yang luputkan aku. Rupanya ia lebih menarik perhatianmu ketimbang aku.

Tik. Detik keempat ribu delapan ratus.

Engkau tak kunjung tiba. Aku resah. Segenap waktu kau di sini pun, kau tak jua memberiku perhatian. Padahal, kau janjikan tahun ini kita menikah. Tapi nyatanya, Setiap aku menghampirimu, kau malah memisahkan diri.

Tik. Detik kesembilan puluh.

Bel rumahmu berbunyi. Aku melihat bayangan seseorang di sana. Yang kuharap adalah engkau yang memberi kejutan. Meski kuakui kau bukan tipe pria romantis. Penuh rasa penasaran, aku menuju pintu.
Rona merah semerbak di wajahku kala sebuket penuh mawar merah tepat di hadapanku. Namun sedikit kecewa, kau tidak mengantarnya sendiri. Petugas toko bunga itu kemudian pamit pergi.

Tik. Detik keseratus.
Aku bosan. Aku hendak menjemputmu yang tak lagi pasti. Aku tak mau lagi bermain dengan khayalan. Kusembunyikan nyaris hendak kubuang.

Tik. Detik keseratus lima puluh tiga.
Lampu penyebrangan hijau menyala. Kuambil langkah seribu.

Tik. Detik keseratus lima puluh lima.
Bug! Badanku tersenggol dan entah mengapa semua menjadi samar. Aku melayang, mungkin akan menjadi kupu-kupu. Biarlah aku berubah, mungkin dengan begitu, ku bisa mendampingimu.

Rindu

Lama sudah tak bersua. Jaring laba-laba mulai menggelayut di sudut ruangmu. Hampa.
Sudah hampir dua bulan, kasihku. Lagu sunyi mulai bermain seiring jemarimu melangkah. Tentang sepi, yang mengoyak minggu ini. Di dasar sana, penuh abu rindu. Aku rindu padamu.

3 Mei 2013

Anak Petani Tembakau (1)

Suatu ketika di negeri yang terkenal damai...

Seorang gadis kecil sedang bermain di ladang bersama ayahnya. Ayahnya seorang petani tembakau. Setiap hari, si gadis kecil selalu ikut ayahnya bekerja. Sambil bermain ceria.

Waktu terus berjalan dan gadis itu pun semakin dewasa. Ia memasuki usia remaja. Karena kecerdasannya, ia mendapat beasiswa di sebuah sekolah menengah negeri favorit di kota. Kota selalu menjadi tempat yang ramai dan penuh oleh hiruk pikuk manusia. Memang menjanjikan, namun juga penuh jebakan.

Kehidupan di kota memaksa si gadis bergelut dengan debu dan asap. Kendaraan umum yang tidak pernah dirawat oleh pemerintah, motor dua tak yang masih berasap, pembakaran sampah, asap dari warung kaki lima, dan juga asap rokok. Untuk yang terakhir, dia paling sering menjadi korban.

Hingga suatu ketika usai istirahat, dia merasakan sesak pada dadanya. Kemudian ia terbatuk dengan suara yang tidak biasa. Bahkan teman sebangkunya merasa iba dan segera menuntunnya ke UKS.

something right

Hello blog. At this kinda time i really miss hearing westlife's songs. Their songs are much lovable. Really need it now.


"Never thought that I'd be so inspired
Never thought that I'd find the higher truth
I believed that love was overrated
'Till the moment I found you

Now baby I know I don't deserve
The love you give me
But now I understand that

If you want me I must be doing something right
I got nothing left to prove
And it's all because of you
So if you need me
And baby I make you feel alive
I know I must be doing
Doing something right.."

- "Something Right", Westlife

Salah satu lagu yang paling sering terngiang di kuping saya

29 Apr 2013

Dewi Musim

Bagai sepasang penjaga, kita berdua
Dalam satu bingkai purnama
Aku berjaga pada gerbang pembuka
Sedang kau berjaga pada gerbang keluar

Inilah kita, sepasang dewi musim
Bertugas menjaga perjalanan April
serta gerbang musim tropis yang berganti

---

Rimie Ramadan
29.04.2013

Sunyi

Kau duduk di sana. Melamun. Memikirkan hal di luar ruang kita. Pandanganmu menyelusup ke dimensi yang tak pernah kusentuh. Ada ruang dimana kau bercerita, tanpa sepatah kata yang aku pernah punya. Aku diam, membiarkan imajimu melayang.

"Ini masa sulit," katamu. "Kita harus begini dan begitu. Harus mengejar ini dan itu. Tapi modal sudah lagi habis."

Sejak kenal kamu, duniaku berganti. Dunia yang dulu penuh kata dan romansa, menjadi dunia dengan seribu bahasa. Dunia itu bernama sunyi. Walaupun bibirku mencoba beradu, namun sia-sia. Kau tak pernah hiraukan. Sunyi kembali kupilih. Bermain kata dalam imajiku sendiri.

22 Apr 2013

Sekarat!!

Risih!
Ricuh!
Bekah!
Bekuh!
Rongga dada menggelegak!
Gigi gemeretak!

Hak tak lagi terbagi
Keinginan tak dihormati
Kesepakatan pun diingkari

Bodoh kau!
Kalau saja kau tak menghitung
Habislah usiamu dalam perdaya orang
Kata hatiku

Muak!
Muaklah aku
Sudah untung aku bersabar setahun ini
Tanpa ada kabar hasil yang memadai
Masih saja kau ganggu aku
di tengah kewajibanku

Bangkai
Bahkan bisa lebih terhormat
daripada diriku yang sekarat

Terserah!
Langkahku tak lagi butuh menujumu
Tanganku bisa melukis dengan lebih baik
bila ku tak di sini

Aku terjerembap
Dan telat membalikkan otak
Kini ku sekarat
Sekarat!

---
22.04.2013
Ria R. Ramadan

Labil

Mungkin saya terkena dampak perang pemikiran. Saya mengalami konflik dengan batin saya sendiri. Entah saya harus mengambil dalil yang mana. Yang jelas saya masih berkeyakinan Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa dan kita dihidupkan untuk menyembahNya. Dialah pemilik segala apa yang ada di langit dan bumi, termasuk jiwa kita. Dialah tempat kembali segala urusan. Ya, saya yakin semua itu.

Sayangnya saya belum benar-benar belajar kapan turunnya setiap ayat dalam AlQur'an. Saya bingung, karena dewasa ini manusia banyak menafsirkan Qur'an dengan ideologi masing-masing. Sehingga saya mengikuti kaidah, "Islam itu gampang, tapi tidak menggampangkan." Rukun Islam wajib dijalankan, rukun Iman wajib dipercaya. Saya mengambil yang pokoknya saja. Dalil cukup dari Qur'an dan Sunnah. Namun satu yang luput, tarikh dari qur'an dan sunnah itu sendiri. Kecuali beberapa yang pernah saya pelajari.

Sebenarnya, apa yang menjadi perang pikiran di sini simpel tapi rumit, yaitu cara mencari nafkah. Oke, kita bisa mencari nafkah dari 2 segi yang dibebaskan Allah, Bekerja dan Memberi Pekerjaan. Keduanya harus halal.

Nah, di sini tafsiran halal pun sudah agak tergolong ke beberapa macam. Pertama, benar-benar bekerja hanya untuk ridhoNya. jadi apapun yang kita usahakan, tidak ada unsur pemaksaan terhadap orang lain. Yang kini populer disebut spiritual company. Intinya lebih kepada merayu Allah dengan segala cara yang dianjurkan agama, Dhuha-Tahajud-Jama'ah5waktu, sedekah, dsb. Lalu kemudian Allah lah yang akan mendatangkan mereka kepadamu.

Kedua, yang dikenal dengan sebutan profesionalisme. Sistem yang lebih dipopulerkan oleh bangsa barat sejak lama. Kerja maksimal, target tercapai, hasil maksimal, konsumen puas. Jadi perusahaan paling top sejagat raya. Semua orang memimpikan bekerja di sana dengan gaji yang menggiurkan.

Sayangnya, kebanyakan spiritual company kurang menjunjung profesionalisme sehingga cenderung berpikir dangkal. Begitu pun sebaliknya, profesionalisme terkadang menuntut kerja terlalu keras sehingga lalai dalam ibadah.

Beberapa perusahaan Spiritual Company yang pernah kumasuki sebagai konsumen, bisa dibilang kurang layak pakai alias kinerjanya mengecewakan. Saya seringkali merasa malu untuk mengakuinya. Mereka muslim, dengan identitas kokoh (celana gantung dan kumis-jenggot, poster nasehat alQur'an dimana-mana) namun manajemen perusahaannya bikin konsumen ngelus dada. Kebanyakan modal nekat juga sih. Jadi sedih, kayak liat pengemis berjilbab di jalanan.

27 Mar 2013

Simbah Putri

Wajah berpadu dengan remang cahya
Di sela kau tuliskan sebuah kisah
Tentang dirimu

Di tiap lembarnya
Kau tinggalkan segores nama
seorang wanita

Kau berkata, cantik parasnya
Kau jelaskan, anggun tata lakunya
Kau sematkan, kelembutan tutur katanya

Dan jemarinya
yang tak pernah terpangku
Ada saja yang dia lakukan
untukmu, kebutuhanmu
Tak pernah alpa kau cium
sebelum melangkah keluar rumah

Meski peluh membanjir
Meski keriput menggerus pipinya
yang dahulu ranum dan panen puji
Meski lelah memendam cita-citanya
Dia tahu, bahwa kamu
Kamulah yang akan mewujudkan cita-cita itu
Kamu yang akan berada di garda depan
Dengan ujung tombak terasah tajam
Siap berjuang mengumpulkan ilmu pengetahuan

Itulah yang membuat wajahnya nampak rupawan
Karena ia selalu tersenyum kala menyapamu pulang
Tak lupa menyuruhmu makan dan sembahyang
Menemanimu setiap malam

Demikian hebohnya engkau bercerita tentangnya
Seheboh tangismu kala kepergiannya
Seorang wanita yang merawat dirimu sejak kecil
Seorang nenek yang teramat sangat kau sayangi

Hingga selalu bila kubaca buku itu
Kutemukan bekas air mata
air mata bahagia
Rasa syukurmu pada Tuhan
telah dipertemukan dan dirawat sedemikian rupa
Serta doa yang tak pernah putus
hingga kini kau lulus dan memulai usahamu
Melangkah membuka jendela dunia

RRR. 27.03.2013
Teruntuk dirimu dan wanita terhormat itu
semoga Allah menempatkan beliau di sisiNya

26 Mar 2013

Rimie, Keep Your Head Down!

Hard to say, hard to move.
No words can said. No dreams to wander.
But feeling this i cannot assure.

Sekian hari sudah aktivitas kerja praktekku berakhir. Sekarang aku harus kemana? Next step: Membuat laporan KP. Tapi, aku sedikit terganggu dan malah ketika crossed itu berakhir, kekesalanku memuncak. Mungkinkah, karena selama kemarin aku berusaha menyisihkannya? Dan oh, rupanya karena seonggok kardus ini pula.

Masalah sepele, namun terkadang jika kesepelean itu terus diulang, menimbulkan keraguan orang lain dalam dirimu. Mungkinkah selamanya wanita yang harus ditempatkan dalam hal kepercayaan memegang hal detil? Dan ketika sang wanita penanggung jawab itu harus libur sementara untuk tugas yang lebih penting, masih harus dikejar dengan urusan itu semua? Bahkan dipaksa untuk menyelesaikannya hanya karena semua hal kecil itu dibuat atas nama dirinya?

Aku merasa ditipu.

Apakah aku terlalu polos sehingga mudah ditipu? Ya.
Apakah aku terlalu bodoh dan mudah diperdaya? Ya.
Bagaimana lantas seharusnya ku bersikap? Entah.

Ketika sebuah kepercayaan itu luntur, dan ketika saya merasa ketidakadilan berada di pihak saya, bisakah anda sedikit menurunkan hati dan kepala untuk mendengar dengan legawa apa yang saya utarakan?

"Dunia ini hanya permainan dan senda gurau."

13 Mar 2013

Gamang

Aku tahu, ini hanya sekedar keterlambatan pendaftaran KKN. Tapi karena satu dan lain hal, aku benar-benar galau akan hal ini. Bahkan nyaris bunuh diri.

Aku mungkin memang termasuk orang yang sangat sensitif terhadap perasaan yang kumiliki. Terlalu mengambil hati, terlalu kekanakan. Entahlah, namun yang kurasakan ini semua adalah buah. Buah dari didikan ibuku yang selalu membuatku mengalah, pertama terhadap adikku, namun kelamaan, aku menjadi orang yang mudah menyerah. Mudah patah arang, mental pengecut.

Dan juga, didikan ibuku yang jika kuistilahkan, "serba ada". Ya, sedari dulu ibu selalu bilang padaku, "Jangan khawatir, kan masih ada mama." Berkebalikan dengan sahabatku yang ibunya selalu mengingatkan, "Ibu tak selamanya ada, lho."

Mungkin itu sebabnya aku selalu menjadi orang yang sangat mendahulukan kepentingan orang lain dibanding kepentinganku sendiri. Karena aku selalu merasa tak berhak, merasa masih ada yang akan memberiku itu. Dan kini, didikan itu berbuah keliru.

Aku menjadi seperti ini. Yang dibilang orang kurang prihatin lah, boros lah, gampangan lah, dan segalanya. Aku selalu takut menjadi pemimpin, meski sudah berkali mendapatkan Latihan Dasar Kepemimpinan ketika sekolah dulu. Karena lagi-lagi aku merasa tak pantas.

Aku yang sekarang, bertambah jauh lebih parah ketimbang dulu. Ditambah rasa malasku yang bermitosis lebih cepat dari yang kubayangkan. Diiringi oleh otakku yang entah mengapa semakin bodoh. Ya, aku memang bodoh. Bodoh, lagi pengecut.

Apa yang bisa kauharap dariku? Kata-kata basi yang tak pernah bisa dijual? Atau angan-angan hampa yang takkan pernah terwujud? Sesuatu yang tak nyata, yang hanya dapat kaujumpai di dunia maya.

Wujud sejatiku adalah bodoh, pengecut yang tiada tandingnya. Ya, inilah aku. Yang lagi-lagi terlambat untuk sesuatu yang seharusnya kucapai.