13 Apr 2012

Treasure Hunting

"People come and go in our lives, but our family are always there." --Catherine Pulsifer

Hari pertama, Kehangatan di Ufuk Senja

4 jam sudah aku berada di Bandara Internasional Adisucipto sampai akhirnya "diusir" meninggalkan kota Jogja. Burung besi siap menggendong kami menuju Bengkulu. Setelah singgah di Jakarta selama kurang lebih 2 jam dengan maskapai Singa Kesiangan (yg waktu itu -alhamdulillah-bangun pagi), kami menikmati kembali suasana awan putih dan langit membiru. Akhirnya, pukul 2 siang kami tiba di Bengkulu.
Athar, Bude Ida, Ama, Bude Parti @Adisutjipto


Mie n Bude Parti @Soekarno-Hatta

Mba Oka n Mba Marvi @Soekarno-Hatta




Arrival Hall @Fatmawati Soekarno
Keheranan menyapaku begitu sampai di Bandara Nasional Bengkulu. Padatnya aktivitas penerbangan menghilang. Hanya ada satu pesawat yang terparkir di lapangan yang cukup luas. Bahkan bandaranya pun lebih kurang seperti salah satu kantor pemasaran di kota asalku. Mentari juga bersinar cukup terik siang itu.

Syukurlah, kecil dan sedikitnya aktivitas penerbangan justru memudahkan kami dalam penungguan bagasi. Bagasi cepat dan mudah dikenali. Keluar dari bandara, kami pun langsung disambut generasi kedua Pakde Wasool yang semuanya datang menjemput, masing-masing dengan satu mobil.

Mbak Refi, Mbak Dina, Mbak Desi, dan Mas Hendri mengantarkan kami menuju kediaman ayah mereka. Sampai di tempat, sapaan yang pertama datang justru dari rombongan kloter Jakarta yang berangkat lebih awal.


Sore itu dihabiskan untuk menyamankan diri dengan naungan baru, mengobrol dalam suasana yang baru, bertukar kabar dan bergembira dalam games dan lelucon ngawur. Sampai akhirnya masing-masing capek sendiri dan kelipuk atau mengundurkan diri.



0 komentar:

Posting Komentar