25 Jan 2015

Pemandu Wisata

Semua orang punya keinginan yang berbeda. Mulai dari hal-hal kecil yang bisa dibuat, hingga sesuatu yang merampok isi brankas kita. Bahkan kadang ada keinginan yang tak wujud, bahkan kadang jauh dari realita untuk mendapatkannya. Ada juga yang tertunda, meski harus menunggu untuk waktu yang lama.

Sekilas saja, aku senang mendapat pekerjaan yang berhubungan dengan orang luar Indonesia. Bukan soal gengsi, tapi lebih kepada mempelajari budaya dan cara bergaul mereka. Alhamdulillah, sampai saat ini pekerjaan yang kudapatkan dan berkaitan dengan mereka adalah pekerjaan lurus dan mengasah otak. Yang lebih penting, pekerjaan tersebut mengenalkan tentang Indonesia kepada negara lain. Saya bangga menjadi orang Indonesia.

Waktu kecil, mungkin kelas 6 SD, aku sempat memiliki keinginan hati untuk menjadi pemandu wisata. Sasarannya turis mancanegara. Saat itu aku masih ingat bahkan aku memutuskan memilih Jogja untuk jenjang sekolah menengah atau tinggi, hanya karena ingin mendobel kuliah sambil bekerja sebagai tour guide. Sejujurnya, pada pertengahan kuliah aku sempat terpikir lagi, namun sengaja melupakannya melihat tugas yang seabrek. Sudahlah, jalani saja.

Sekarang lihatlah, baru saja aku mengantarkan orang asing berkeliling Cangkringan. Memang ada tujuan khusus yaitu penelitian mengenai Huntap Merapi, bukan sekedar jalan-jalan. Tapi aku bersyukur, setidaknya aku dapat menjadi tour guide dalam bidangku sendiri, yaitu arsitektur. Aku mendapat banyak ilmu, sekaligus mengamalkan/menyampaikan ilmu, juga mengenalkan Jogja dengan Merapi yang cantik, mengenalkan Indonesia. Aku bersyukur keinginan itu belum sepenuhnya terhapus dalam ingatan. Beginilah ternyata, skenarioNya jauh lebih indah dan tepat pada waktunya.

Alhamdulillah ya Allah.. Sibuk tapi senang. :)

Menjadi Air

Bukan sekedar mengikuti kehendak alam, mengalir hulu ke hilir.
Tapi juga menyesuaikan keadaan. Ketika terjun meluncur tajam.
Menyegarkan. Ketika tenang meneduhkan. Inilah airku. Ini diriku.