25 Agu 2011

Learn from Singapore(1)

"Ayo, ayoo 3 menit lhoo!!" dan Klik. Tercipta sebuah senyuman penuh semangat dari para peserta KKA 2011 ini. Inilah kami, siap mengambil ilmu dari negara tetangga demi masa depan bumi.

--

Dan perjalanan pun dimulai. Sedikit demi sedikit hingga akhirnya kami menghalangi aktivitas pengunjung lainnya, kami berkumpul di Underpass bandara AdiSutjipto Yogyakarta. Berkerumun dengan berbagai macam posisi pada pukul 5 pagi. Menanti dengan penuh sabar. Bukan hanya perjalanannya, namun juga sarapan yang telah dijanjikan.

Pukul 6.30, panitia membagikan paspor serta seciprat kalimat pembuka perjalanan. Kemudian kami beruntun mengikuti panitia untuk check-in. Kami menjadi barisan yang mencolok dengan seragam almamater tercinta. Bagasi, Check-In, Imigrasi, dan take off. Oke, sebab keterlambatan pesawat kami tak jadi berfoto di depan pesawat Air Asia QZ 7138 yang menggendong kami menyebrang samudera.


19 Juli 2011 sekitar pukul 10 kami tiba di Singapura. Singapura memiliki waktu 1 jam lebih cepat dari WIB. Dan ini yang menjadi pertanyaan kami, karena secara garis bujur ia berada di wilayah yang sama dengan WIB.

Tour guide di sana bernama Pak Wang dan Pak Amin. Masing-masing nantinya ikut di dalam bis. Kami diantar untuk menyimpan bagasi terlebih dulu di bis sebelum mengelilingi terminal 1 dan 3 Bandara Internasional Changi.

Terminal 1 saja penataannya cukup nyaman. Apalagi dengan taman indoor namun aku ragu tanaman itu semuanya asli. Tapi cukup menyenangkanlah melihat hehijauan sana sini. Belum cukup lena dengan terminal 1, kami harus menuju terminal 3 menggunakan monorail. Kendaraan yang batal dijadikan alternatif transportasi di Jakarta. Dua lapis pintu monorail hanya terbuka beberapa menit. Jadi siapa cepat dia dapat, sesuai dengan pola aktivitas di negeri Merlion ini.

Terminal 3 Changi Int'l Airport
Tak lama keluar dari monorail, mata kami disuguhi suatu ruang luas yang dihiasi oleh sekumpulan kupu-kupu di atasnya. Bukan sungguhan, melainkan sebaris teknologi shading yang belum terjamah oleh pikiran kami. Belum lagi di sebelah kanan anda akan menjumpai tembok yang disulap jadi hutan mini dengan 10.000 tanaman yang ada di Singapura. Tembok itu dipercantik dengan sebuah air terjun buatan. Di sini kami juga menemukan box-box AC 3x3 meter yang cukup menyejukkan dan menghemat energi.



Tak hanya itu, suasana ruang tunggu sekaligus galerinya pun cukup atraktif. Pemandangan dari jendela langsung mengekspos pergerakan pesawat yang datang dan pergi. Tak banyak pengunjung ke terminal ini karena hanya penerbangan tertentu saja yang diatur di terminal ini. Kami termasuk yang beruntung dapat menikmati keindahannya.


Kami langsung beranjak menuju bis setelah sempat membeli SIMCARD Singapura yang harganya 18 atau 25 SGD di sebuah money changer. Dari sebuah Bandara Internasional yang cukup bikin iri sekaligus kagum, kami bertolak ke destinasi selanjutnya.

City Square Mall





Sebuah mall bertajuk Eco-Friendly dan pernah mendapat penghargaan Green Mark Platinum Award oleh the Building and Construction Authority (BCA). Adalah untuk makan siang selain tujuan utama sebuah kelompok yang meneliti objek Green satu ini. Perut lapar dan hanya mencerna makanan halal membawa kami ke The Banquet dan saya mencicip Bibimbap (semacam nasi pecel khas Korea). Jujur saya agak kecewa karena bumbunya kurang nendang. Setelah makan, kami berpencar sesuai tujuan masing-masing. Aku berkelompok dengan Uti, Riska dan Bubos hanya berkeliling mencuci mata.

Dan akhirnya menghabiskan waktu bersantai dengan segelas Jus Dragon Fruit yang penjualnya susah diajak kompromi dan pelit senyum (dan ternyata memang orang Singapura sebagian besar begitu). Difotoin sama bapak2 di meja sebelah pula setelah aku iseng ber-self timer.

Ah, ternyata peristiwa agak mengenaskan terjadi. Kami ber4 dan beberapa lainnya nyaris ditinggal karena miskomunikasi. Sudahlah, lupakan edisi pengejaran dari city square mall hingga ke masjid depan mustafa itu!!

Fragrance Hotel-Pearl
Dimana kamu tinggal? Fragrance Hotel, pak. Fragrance yang mana? Aduh, yang mana ya, lupa pak.



Hati-hati dalam mengingat nama Fragrance Hotel di Singapura. Karena nama Fragrance Hotel banyak dijumpai. Fragrance Hotel-Pearl, lorong 14 Geylang. Salah-salah, kamu dibawa ke Fragrance Hotel yang di Telok Blangah. Hayah kono!!

Fragrance Hotel-Pearl terletak di kawasan Geylang. Kawasan yang terkenal akan prostitusi semacam Sarkem. Suasana malam lebih semarak ketimbang siang di daerah ini. Berjajar aneka tempat makan juga yang bisa dicicipi. Tapi yang halal bisa dibilang langka. Kami mampir di salah satu warung India agar aman, bernama Bilal restaurant yang mencantumkan halal di posternya.



Dan malam yang semakin larut mulai menyeret kami agar segera bersandar di bantal-bantal empuk. Hemm, selamat malam!!


---

25.08.2011

Ria R. Ramadan
photos CR: eka, uti dan saya sendiri
Wish your trip also be good!!

2 komentar:

eka kristalina k. mengatakan...

ga nendang kalo ga ada fotonya :P

Rimie Ramadan mengatakan...

Yoi. Tp blm smpt. Hehee..

Posting Komentar