5 Sep 2016

Kemuning dari Merapi (3)

"Bakpao, bakpao! Masih hangat!"

Karina mengernyit. Dialihkannya pandang secepat kilat ke luar kios. Sepeda beretalase penuh kepulan uap itu muncul dari bingkai pintu. Kernyitnya mengendur. "Huft, syukurlah!"

Gadis itu kembali sibuk dengan ponselnya.

Tok! Tok! Tok! "Hallooooouuu, Mbak-pao Karina yang cuantiiikk! Kangen gak sama aku??" seorang gadis berperawakan kurus berwajah manis muncul di depan meja etalase.

"Ning! Jangan panggil 'bakpao' lagi kenapa sih?" protes Karina. "Eniwei, kamu lama banget deh. Kemana aja?"

"Sori Rin. Tadi aku dapat telpon dari bapak. Jadi aku lama di kampus." jawab Kemuning sembari melucuti atribut bermotornya. Di saat yang sama, Karina berkemas untuk pulang.

"Tumben bapakmu nelpon. Ada apa e, Ning? Kamu mau dijodohin po? Hihii.." Goda Karina sambil memoleskan pemerah bibir di wajah bundarnya.

"Enggak yo, aku disuruh pulang malam ini. Kata bapak, ada tamu datang dari Jakarta."

Karina hanya mengangguk dan memasukkan kembali 'alat tempur wajah'. Kecepatannya berkemas meningkat ganda. "Garda hampir sampai. Kutitip kios sama kamu ya." pesannya. "Oh ya, jangan pulang larut. Sewon-Merapi lumayan lho!"

-- bersambung --
Rimie Ramadan
05.09.2016

0 komentar:

Posting Komentar