15 Sep 2016

Kegagalan paham

Warning: posting ini lagi-lagi berisi curhatan sampah yang aku lagi bingung mau buang dimana. Jadi kalau pembaca merasa jijik, mohon segera tinggalkan laman ini. Ttd, Rimie


Aku galau.

Yap. Aku gak merasa ragu untuk berkata aku galau.
 Galau kenapa? Krisis identitas, jelas!

Walaupun gak cuma aku pastinya yang ngalamin ini.

Tahu gak, sebab apa?

Entah kenapa aku kembali kasmaran dengan arsitektur. Di saat aku hampir putuskan berpaling meninggalkannya. Oh my goodness!

Menggali arsitektur itu menarik. Menemukan desain yang membuat pipi merah, tanpa memedulikan biayanya.

Ah, rasanya seperti terlambat jatuh cinta! Menemukannya justru saat mengerjakan Tugas Akhir orang lain. Well, sebenarnya punyaku juga sedikit menarik, sayangnya goresanku baru agak lumayan bagus nya sekarang. Hiks.

Aku jadi bingung banget men. Apa selama ini cuma gegara nge-deal Pra TA dengan Mr.Y yang super lama, lantas aku mencaci, memaki, mengambinghitamkan, dan menutup mata dari arsitektur secara menyeluruh? Padahal mungkin, aku memang menyimpan cinta sejati kepadanya. Mungkin.

Ri, Mie, lo refleksi diri deh. Apakah cinta datang terlambat?

Ataukah ada sisi yang belom bisa lo lupakan dari sang "mantan" (in this case: architecture)?

Atau sebenernya lo pengen mengarah ke jurnal arsitektur? Kan lulusan arsitek gak melulu soal berkutat di ranah lapangan/perencanaan? See Imelda Akmal.

Atau lo jadi pembuat biografi dan mengulas arsitek/profil bangunan di dunia secara mendetail dalam Bahasa? Bisa juga!

Lingkup sarjana arsitektur itu masih general. Lo justru bisa manfaatin ke-general-an itu kan? Ibarat lo ngerjain lagi beberapa mata kuliah tapi diseriusin. Hehehe.. Siapa tahu jadi semacam ensiklopedi atau rujukan bagi mahasiswa lainnya.

Well, di sisi lain, tetep coba lamar kerja ke lembaga bergengsi seperti yang ortu lo mau. Ya kan?


Tetep aja sih, balik ke kalimat pertama. Gue masih galau.

0 komentar:

Posting Komentar