25 Jul 2015

Kalaulah boleh memilih

usahlah kau urus sisi diriku
aku pun tak peduli lagi
kau boleh katakan sesukamu
tapi jangan kau korek lukaku lagi

luka ini, sekalipun tertutup debu dan waktu
akan memiliki bekas, setidaknya memori
kuhargai pemberianmu ini
dan kuingat sampai nafas berhenti

indah hidup yang kau katakan
bijaksana yang kau bandingkan
tak lihatkah kau aku punya hak
untuk putuskan

beribu kali maaf kau lantunkan
sebanding dengan pertambahan tusuk dan lebam yang kautanam
dan semakin hari
semakin kuperkokoh benteng ini
kumuseumkan luka ini agar abadi

tak pernah sekalipun kau coba menembus benteng itu
meski kucoba gelarkan karpet merah padamu

jika kini kau baru mencoba masuki
bernegosiasi dengan negri yg kubangun ini
tidakkah kau lihat
karpet merah itu telah kugulung kembali
gerbang telah kukunci rapat
ganda
kuncinya pun telah kutelan

sekalipun aku keluarkan kemaafan
bukan berarti luka itu berangsur pulih
karena sejatinya ku telah lumpuh
hilang segala daya juga rasa percaya

kuanggap kau hanya ada
tanpa identitas apa-apa
entah siapa yang mampu membuatku
luluh dan memaafkanmu
dialah yang akan menjadi penolongmu
untuk bantu membujukku
membuka gerbang kembali
untukmu, dan memberikanmu
kemaafan yang paling tulus

dia yang jadi tabib pengobat
kelumpuhanku yang nyaris abadi

kalaulah boleh memilih
aku akan tinggal bersamanya
mengobati luka secara perlahan
dan menjauh darimu
penyebab luka terdalam

---

Ria R. Ramadan
Yogya, 25.07.2015
setelah subuh gempa dan dialog airmata

0 komentar:

Posting Komentar