10 Mar 2015

Self motivation: Dialog Hati

Tetiba lagi diriku murung. Awan mendung menggelembung di atas dahiku. Aku layu.

Haruskah bercerita pada khalayak, penat yang kurasa?

Haruskah mundur dari nyata, lari menuju fana?

Patah arang, akalku hanya seujung lutut.

Aku lebur kepada tanah. Aku sembunyi di hampar ilalang.

Bukanlah aku seorang yang pandai

Ibuku yang pandai, aku bukan.

Namun tuntutan seorang wanita haruslah pandai demi generasi berkualitas.

Namun aku hendak menyerah

Tak pandai lidah mengurut kalimat.

Tak pandai jari menari demi alinea

Sepatah dua patah agar jadi buku ilmu

Buku persyaratan lulus

Dilarang lulus jika tak selesai

Haruskah aku lari?

Nilaiku di belakang pun hancur

Empat tahun yang percuma

Aku hanyalah gembel belaka

Aku hanya menumpang hidup

Memakai topeng kemana-mana

Topeng bernama mahasiswa

Mahasiswa yang tak pernah bisa

Menggapai impian


Haruskah pergi sembunyi-sembunyi

Atau terus melangkah walau terlampau berat

Aku ingin tidur seribu tahun

Aku pengecut, nyaliku ciut


Mungkinkah Tuhan memaafkan

Apa yang sudah kulakukan


Mengapa berat, mengapa takut

Mengapa sembunyi

Mengapa lari



Mau kau lari kemana

Bumi ini kecil bagiNya

Ruang angkasa pun kecil

dibanding arasy Nya

Dia yang Maha Besar

Sanggupkah dirimu yang kecil melawanNya

Beranikah dirimu yang kecil menantangNya


Perjuanganmu belum harus usai

Perjuanganmu baru dimulai

Perjuangan, ujian dan cobaan ini hanya kecil

Sekecil dirimu dibanding semesta

Maka berterimakasihlah atas ujian itu

Karena itu tanda sayangNya padamu

Dia berharap besar padamu agar menyelesaikannya

Agar menjadi bukti, kecilmu bukanlah masalah

Agar menjadi bukti, kamu pantas kembali padaNya

dengan senyuman dan dada yang besar

karena telah menyelesaikan urusan itu

karena kamu adalah khalifah yang baik di muka bumi


Allah dan semesta, menaruh harapan besar

Padamu, ya hanya kamu yang bisa

Bukan siapa-siapa.

Kamu yang terpilih, jadi selesaikanlah dengan sempurna.

Jika tak bisa sempurna, baik pun cukup.

Karena itu perjuangan terbaikmu.

0 komentar:

Posting Komentar