kelanjutan dari Anak Petani Tembakau (1)
Anak gadis itu didiagnosa menderita Bronkhitis. Ia harus dirujuk ke Rumah Sakit untuk perawatan terapi lebih lanjut. Anak gadis ini mengelak, keberatan dengan pertimbangan biaya RS yang tidak sedikit. Bersikeras dijalani dengan biasa, ia pun tidak mengabari orangtuanya. Tidak ada yang perlu tahu, menurutnya.
Dua minggu berjalan, batuknya semakin parah, bahkan disertai pingsan akibat kehilangan nafas. Hal ini membuat pihak sekolah menghubungi orang tuanya di desa.
Orangtuanya kaget bukan kepalang. Ibunya yang menerima telepon bergegas lari menuju ladang tembakau yang sedang digarap sang suami. Nafasnya terburu, dadanya tercekat, panik memanggil nama suaminya. Mengabari apa yang disampaikan sekolah.
Sang suami sempat terdiam mendengar apa yang disampaikan. Sejenak kemudian, ia melempar sabit yang sedang dipakai untuk menyiangi rumput liar di lahan tembakau. Tergesa ia menghampiri istrinya, lalu berlari ke rumah.
0 komentar:
Posting Komentar