Merayakan kehilangan, idealnya bagi kita adalah kehilangan seorang demi seorang. Dari yang wajar karena umur yang sudah banyak, hingga yang mendadak dijemput seperti ketika tidur atau kecelakaan maut.
Sedikit rasanya membayangkan bahwa kematian kita berada dalam tekanan. Dalam rintihan perang, di antara riuh rendah bom, granat, serangan udara dan senjata api. Seperti yang terjadi di Gaza, Palestina.
Kehilangan sudah bukan lagi orang seorang. Tapi bisa sekeluarga, segedung tempat tinggal, setempat mencari nafkah. Hingga rasanya seperti nyawa tiada berharga.
Sudah 120++ hari, sejak meledaknya kembali genosida di tanah Gaza. Dan kini merambah ke Tepi Barat. Warga yang sudah terpojok di Rafah, masih saja diserang dengan senapan. Segala bantuan dari negara lain ditahan. Bahkan dirampas. Dari bantuan air yang seminggu sekali, hingga saat ini pakai air hujan dan sedapatnya.
Tiada yang lebih kejam dari Zionisme dan genosida yang mereka lakukan. Penghabisan masyarakat non-Zionis dan non-Yahudi seakan membasmi nyamuk dengan obat semprot. Syaithan segala syaithan.